UMS, Koran Pabelan
Ratusan mahasiswa baru (maru) pingsan ketika mengikuti upacara pembukaan Program Pengenalan Akademik (PPA) di lapangan kampus dua. Dari pantauan Koran Pabelan, tercatat kurang lebih ada 200 maru yang sakit maupun tak sadarkan diri.
Maru dari FKIP Bahasa Inggris, Denty Kurniawati, mengaku sempat tidak sadarkan diri beberapa menit karena sakit. “Iya mbak tadi saya pingsan, tahu-tahu saya sudah ada di MMC,” terang Denty pada Koran Pabelan, Senin (12/9).
Ia mengaku pingsan karena memang memiliki komplikasi penyakit yang dideritanya. Bukan kali ini saja dia masuk ruang perawatan, hampir setiap bulan ia masuk rumah sakit. Namun ia bertekad untuk mengikuti kegiatan PPA sampai akhir.
“Menurut saya, sakit bukan jadi penghalang untuk beraktivitas, saya tetap semangat ikut kegiatan sampai akhir,” ungkap Denty. Denty menambahkan, ia malah ingin mengikuti kegiatan organisasi di kampus seperti Tapak Suci dan Malimpa.
Sama halnya dengan Denty yang pingsan ketika pembukaan PPA, maru FKIP Akuntansi, Dewi Septiyani juga tak sadarkan diri. ”Saya tadi pingsan karena nglaju dari rumah ke kampus itu sebabnya saya tidak sempat sarapan,” tutur Dewi, Senin (12/9). Selain itu ia juga mengaku kondisi badannya yang kurang sehat dan teriknya matahari.
Menurut tim kesehatan (timkes) Fakultas Geografi, Adi Wicaksono, mahasiswa baru yang sakit tahun ini lebih sedikit dibanding tahun kemarin. ”Tahun ini maru yang sakit lebih sedikit dari tahun kemarin. Kebanyakan maru yang pingsan karena cuaca panas sehingga mengakibatkan mahasiswa pingsan,” ungkap Adi, Senin (12/9).
Ia membantah banyaknya maru yang pingsan karena belum sarapan pada pagi hari. “Tidak benar jika ada mahasiswa yang beralasan belum sempat sarapan karena sebelumnya kami telah memberi waktu sarapan di fakultas masing-masing,” terang Adi.
Sementara itu, tim kesehatan tiap fakultas bekerjasama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Racana. “Racana bertindak sebagai tim lapangan sedangkan untuk pendataan maru yang sakit dan pingsan diserahkan pada Pemandu Mahasiswa Kelas (PMK).
“Racana bertindak sebagai koordinator dan pendistribusian obat,” terang anggota Racana, Slamet Agus Riyanto, Senin (12/9). Ia menyarankan agar mahasiswa yang memiliki penyakit yang seringkali kambuh untuk membawa obat sendiri. Hal ini dikarenakan maru yang bersangkutan sendirilah yang lebih mengetahui penyakit lamanya.
Timkes melihat kondisi maru terlebih dulu ketika ada yang sakit. “Kalau memang kondisinya cukup parah, baru kita bawa ke MMC,” ungkap Slamet. Mengenai banyaknya maru yang pingsan ia berpendapat hal itu dikarenakan karena penyakit lama yang kambuh dan kaget ketika awal-awal mengikuti kegiatan PPA.(Sherly Rosiana dan Indiah Cahyani)