Reporter Berita : Pradhita
Pabelan Online-UMS Panas terik sinar matahari tak patahkan langkah kaki menuju perjuangan . Sekumpulan mahasiswa bergerak menuju Pertigaan Jalan Slamet Riyadi UMS pada Rabu (28/1). Hanya mengemban sebuah tujuan untuk kemajuan negeri tercinta dibawah pimpinan penguasa. Suara riuk keramaian terhenti ketika teriakan semangat memompa jiwa.
Kumpulan orang berlalu-lalang tak dihiraukan. Nyajian keadilan seakan bergema ditiap sudut. Pada hari itu Jalan Slamet Riyadi seakan berbicara. Menyampaikan luapan perasaan yang telah tersimpan 100 hari.
“Hidup mahasiswa”, teriak koordinator Muhammad Nurudin memicu semangat rekan-rekannya, Rabu (28/1). Aksi mempertanyakan 100 hari kepemiminan Jokowi sebagai Presiden ke-7 Indonesia. Tak pelak mendapat dukungan dari beberapa orang yang lewat.
Massa terhimpun dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMS dan beberapa mahasiswa BEM dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) lain Se Jawa Tengah dan Yogjakarta. Menumpahkan aspirasinya. Lima tuntutan yang telah diukir pada lembaran-lembaran kertas putih yang disebarkan. Seakan merefleksikan prahara yang terjadi di negeri ini.
Lima tuntutan kami!
Pertama, penegakkan kasus hukum KPK dan Polri. Kedua, tegakkan kedaulatan rakyat dalam segala aspek kehidupan. Ketiga, kembalikan dan laksanakan Pasal 33 UUD 1945 sebelum amandemen demi kedaulatan rakyat. Keempat, selesaikan semua kasus-kasus pelanggaran HAM berat. Kelima, nasionalisasi asset-aset strategis demi bangsa yang bermartabat.