Reporter : Afril Mifda Faridz
UMS-Mahasiswa mengeluhkan adanya fasilitas Wireless Fidelity (WiFi) yang dulunya mudah diakses sekarang menjadi sulit dan menggunakan sistem berbayar atau pengkodean.
Konkesi internet menjadi salah satu penunjang kebutuhan mahasiswa dalam kampus, namun sekarang ini akses WiFi dalam kampus menjadi sulit. Seperti keluhan yang disampaikan oleh seorang Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris, berinisial SN, hak mahasiswa untuk mendapatkan fasilitas WiFi gratis semakin menyempit dengan bertambahnya WiFi berbayar dalam lingkungan kampus.
“Dulu saya sempat menggunakan WiFi dibeberapa titik seperti, Dekanat, Lab Microteching, taman Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan lainnya. Tapi sekarang malah semakin banyak WiFi.id (Wifi Berbayar) dibeberapa titik. Sebenarnya gapapa pakai WiFi.id dari Telkom itu, tapi WiFi kan fasilitas dari kampus, justru gak logis kalau harus bayar,” keluh SN, Jumat (22/5).
SN yang merupakan aktivis di salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) menambahkan bahwa sejak awal dirinya mengikuti organisasi, griya mahasiswa tidak pernah terjamah oleh WiFi. Menurutnya, koneksi internet bagi aktivis sendiri sangat penting untuk menyelesaikan beberapa masalah yang berhubungan dengan informasi.
Menanggapi keluhan mahasiswa mengenai WiFi, Wakil Rektor II, Sarjito mengaku dirinya tidak tahu menahu mengenai WiFi berbayar yang ada di dalam kampus, karena dirinya merasa tidak pernah membuat komitmen dengan pihak Telkom untuk masalah penyediaan WiFi bagi mahasiswa. Ia mengungkapkan, untuk penyediaan WiFi dikampus sendiri sudah diserahkan kepada pihak Fastel, sebagai mitra UMS dalam penyediaan WiFi di kampus. ”Untuk masalah WiFi gratis dari kampus tidak kita hentikan, malah pengen kita tingkatkan lagi. WiFi kan banyak yang pakai, jadi kalau ada pihak dari luar memasang itu (Wifi-red), kita anggap membantu kampus saja,” ungkapnya Rabu (20/5).
Sarjito menambahkan, pihaknya akan terus membenahi untuk memperbanyak hostspot area yang bisa diakses mahasiswa. Pihak universitas sendiri saat ini sudah memberikan banwitch sebesar 2000 Mbps dan berencana untuk me-Reengineering sistemnya agar dapat lebih efisien. ”Rencananya kita akan memberikan juga akses bagi UKM-UKM agar bisa dapat akses internet,” tambahnya.
Editor : [MEU]