UMS, pabelan-online.com – Lembaga Pengembangan Mahasiswa (Lepma) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan kelas Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) untuk jenis PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT) dan PKM Gagasan Futuristik Konstruktif (PKM-GFK). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa menganai PKM-GT dan PKM-GFK.
LEPMA FEB UMS merupakan sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak dibidang penelitian dan kepenulisan yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Dalam kelas PKM yang dilaksanakan pada Minggu, 26 September lalu menghadirkan Henri Dwi Wahyu sebagai pembicara.
Melalui Zoom Meeting, Henri Dwi Wahyu menyampaikan bahwa dalam menyusun PKM pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah buku pedoman. Dalam penyusunan PKM-GFK, mahasiswa diminta memiliki ide gagasan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Henri menyebutkan, terdapat 17 sektor dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang dapat dijadikan topik pembahasan dalam penyusunan PKM-GFK ini.
Dalam sesi tersebut, Henri juga menejelaskan bahwa PKM-GT ini berisi tentang gagasan tertulis. Gagasan yang dimaksud disini adalah ide-ide imajinatif visioner yang belum terealisasikan, namun pada masa mendatang dapat terealisasikan. Tujuan gagasan-gagasan itu dapat menjadi solusi dari masalah yang ada disekitar.
Dalam penyusunan PKM-GT dan PKM-GFK yang perlu diperhatikan adalah ide-ide gagasan. Ide-ide gagasan tersebut diharapkan dapat membantu tujuan pemerintah dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Kunci utama PKM-GFK adalah menentukan ide dahulu dari 17 sub sektor. Sedangkan untuk PKM-GT dapat melihat dari 17 sub sektor yang belum terlaksana di masyarakat.
“Sifatnya visioner, gagasan yang belum ada saat ini namun dapat terealisasi di masa depan,” jelas Henri, Minggu (26/9/21).
Atas diadakannya kelas PKM tersebut, Nathaya Andhyra Darmashanty, salah satu mahasiwa Program Studi (Prodi) Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP) menyampaikan bahwa, dengan adanya kelas PKM dapat membantu memberikan gambaran terkait PKM. Meskipun, pada saat penyampaian materi ia terkendala karena suara yang kurang jelas.
Untuk kedepannya, ia berharap akan ada kelas PKM lain yang diadakan oleh LEPMA dan dalam penyampaian materinya tidak ada kendala seperti yang sebelumnya. “Untuk materinya jelas, tapi untuk penyampaian materinya masih kurang karena suaranya kurang jelas dan putus-putus. Harapan saya semoga kedepannya masalah audio bisa lebih baik lagi,” ujarnya, Minggu (26/9/21).
Reporter : Aisyah Fayi Ivana
Editor : Mulyani Adi Astutiatmaja