Setiap perguruan tinggi memiliki struktur dan manajemen pengelolaan yang berbeda-beda tergantung pada kewenangan tiap pengurusnya. Manajemen pengelolaan kampus yang baik dapat dilihat dari cara bagaimana kampus dalam pemenuhan kebutuhannya, kebijakannya, serta keputusan-keputusan yang dibuat dalam menangani suatu permasalahan yang timbul.
Dalam mewujudkan manajemen kampus yang baik diperlukan kerja sama dari berbagai pihak untuk merealisasikan berbagai perencanaan dan pengambilan keputusan yang efektif dan taktis.
Beberapa kasus yang cukup menarik perhatian adalah berita terkait Rektor Universitas Indonesia(UI), Ari Kuncoro yang merangkap jabatan menjadi Wakil Komisaris Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan konflik antara Dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan Rektor ITB beberapa saat lalu.
Permasalahan yang naik ke permukaan itu memperkuat pentingnya penerapan manajemen kampus yang ideal. Meski harus diingat pula bahwa setiap kampus di Indonesia memiliki kewenangan dalam mengatur lingkup wilayahnya, sehingga tidak ada patokan tertentu terkait hal ini.
Dalam manajemen kampus salah satu faktor terpenting adalah daya dukungnya, yakni meliputi peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya visioner, inovasi, dan komitmen. Selain itu, manajemen perguruan tinggi yang bagus saat ini ialah manajemen yang adaptif, moderatif, serta progresif.
SDM pada manajemen kampus alangkah baiknya jika tidak hanya memiliki kualitas jenjang karir dan pengetahuan. Akan tetapi perlunya memiliki soft skill dan daya kepemimpinan yang baik. Hal ini akan sangat membantu nantinya dalam mengurus manajemen kampus itu sendiri.
Dalam kepemimpinan, selain perlunya integritas dan dedikasi, hal yang patut diperhatikan ialah bagaimana pengambilan keputusan yang tepat.
Mengutip pernyataan Harun Joko Prayitno, Wakil Rektor (WR) I Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang mengatakan bahwa keputusan yang bagus adalah keputusan yang diambil bersama secara kelembagaan, bukan secara pribadi.
Pengambilan kebijakan yang baik prinsipnya yakni dalam membuat regulasi kebijakan harus menjadi keputusan bersama. Keputusan kelembagaan dipertimbangkan secara matang dengan melibatkan semua komponen, unsur yang nantinya akan menjadi sasaran diberlakukannya kebijakan tersebut.
Hal yang tak kalah penting yakni pada pengambilan kebijakan suatu lembaga, perlu adanya sosialisasi, peninjauan ulang pada saat sudah dilaksanakan, adanya evaluasi dan tindak lanjut dari hal itu.
Pada akhirnya, perlu kerja sama dan komunikasi yang baik dalam perencanaan dan pelaksanaan manajemen kampus, agar hasil kelola dapat memenuhi kebutuhan dan memberi kebermanfaatan bagi banyak pihak serta pelaksanaannya dapat berjalan dengan maksimal. Maka dari itu penting untuk senantiasa mengutamakan musyawarah mufakat dalam pengambilan keputusan dan penerapan kebijakan, utamanya dalam ranah perguruan tinggi.