Seribu Rayuan
Aku bukan tak memiliki jawaban, Sayang
Aku bahkan memiliki seribu rayuan melenakan
Aku hanya mengikatnya erat, berusaha menahan
Jadi jangan terlalu keras mengusahakan
Aku khawatir sesuatu ini akan meledak pecah dikemudian
Lagipula, aku tak ingin bermain-main
Waktuku sudah lepas terpelanting malang
Hanya menyisakan kenestapaan bayang-bayang tak berkesudahan
Jadi tak usah coba-coba merayu agar kau menang
Rebahlah
Rebahlah pada kokohku
Tidak ada yang melarang, Sayang
Risaumu biarkan basah
Sebasah tanah sore ini
Apa yang menjadi ringkihmu, berbagilah!
Dunia tercipta bukan hanya untukmu
Risaumu jangan dipaksa kering
Rebahlah pada kokohku, walau turut getar
Setidaknya kita saling memiliki
Pun, tak kehilangan syukur
Pestamu
Aku semeriah pestamu
Katamu pada mereka aku lugu
Tidak, Sayang, medekatlah
Jauh di dalam sana, diriku semeriah pestamu
Rona menyala menuntun maumu
Pun, turut meliuk ikuti alunanmu
Maka segera benahi sebelum waktu tergulung malang
Katakan, agar jamuanku tak menyalahkan keadaan
Dan tak membuat merana di kemudian mendatang
Penulis : Pratiwi Yulia Saputri
Mahasiswa Aktif Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Editor : Aliffia Khoirinnisa