UMS, pabelan-online.com – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) gelar aksi nasional pada peringatan hari tani. Aksi ini ditujukan untuk menyuarakan isu-isu yang merugikan petani sekaligus mengawal kembali kebijakan perihal harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Aksi ini digelar di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) pada Selasa, 27 September 2022.
Sebulan telah berlalu setelah isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan non-subsidi yang diputuskan oleh pemerintah pusat didemo oleh lapisan elemen masyarakat.
Namun, hingga saat ini kebijakan harga BBM yang telah diputuskan tersebut masih belum berubah, meskipun telah banyak dilakukan aksi penolakan yang dilakukan oleh aliansi mahasiswa.
Misalnya saja aksi yang dilakukan oleh BEM SI, di mana mereka membawa lima tuntutan dalam aksi turun ke jalan tersebut. Salah satu tuntutan tersebut adalah menuntut dan mendesak pemerintah untuk mencabut keputusan terkait kenaikan harga BBM.
Luthfi Yufrizal selaku anggota BEM SI yang berpartisipasi pada demonstrasi ini, mengatakan bahwa BEM SI melakukan aksi bukan hanya tentang BBM, tetapi merangkum beberapa isu yang langsung dihadiri oleh Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) Komisi IV DPR RI.
Akan tetapi, sampai selesainya demonstrasi tersebut tidak ada respons dari pemerintah, baik dari presiden ataupun kementerian.
Luthfi juga menambahkan, bahwa BEM SI akan terus mengawal isu tersebut sampai tujuan yang rakyat inginkan bisa terwujud.
Ia berpendapat, untuk mewujudkan hal tersebut memerlukan kesatuan seluruh elemen masyarakat.
Ia merasa para mahasiswa harus peduli dan mampu berpikir kritis terhadap permasalahan yang terjadi di negara ini.
“Sangat efektif apabila seluruh elemen bisa bersatu,” tambahnya, Jumat (30/9/2022).
Baca lainnya di: Perlunya Tim Satgas untuk Penanganan Kasus Kekerasan Seksual di Kampus
Dia juga mengatakan bahwa tindakan hacker Bjorka yang membongkar kasus aktivis Munir bukan pengalihan isu yang terjadi saat ini, karena secara di lapangan ataupun di media manapun isu BBM dan kesejahteraan rakyat lainnya masih tetap stabil.
Luthfi berharap aksi yang sudah dilakukan, serta aspirasi dan tuntutan yang sudah dibawakan bisa direspons dan diindahkan oleh birokrasi negara.
“Baik dari DPR ataupun dari pemerintah, supaya cita-cita bangsa bisa terwujud, yaitu kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,” harapnya.
Rizky Bimo Adriansyah salah satu mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengatakan, bahwa dia tidak setuju dengan adanya kenaikan harga BBM.
Rizky menambahkan, bahwa demonstrasi yang dilakukan oleh BEM SI kemarin masih belum ada dampak yang signifikan.
Ia berpendapat jika aksi yang dilakukan hanya satu atau dua kali saja belum bisa merubah kebijakan mengenai kenaikan harga BBM.
Menurutnya, demonstrasi akan terasa dua atau tiga bulan lagi tergantung para pemangku kebijakan di DPR.
Rizki berharap agar keluhan dari masyarakat bisa direalisasikan oleh pemerintah agar demi kebaikan negera Indonesia.
“Untuk pemerintah, semoga bisa segera direalisasikan untuk keluhan yang diutarakan masyarakat Indonesia karena harus diingat tidak ada pemerintahan yang bertahan lama apabila menyengsarakan dan menelantarkan masyarakatnya,” ujarnya, Jumat (30/09/2022).
Reporter : Nova Surya Pradana
Editor : Ashari Thahira