UMS, pabelan-online.com – Telah terjadi dugaan intimidasi yang dilakukan oleh terduga pelaku mahasiswa senior atau pembina asrama kepada penghuni asrama putri Universitas Andalas (Unand) Padang. Kejadian ini terjadi pada Sabtu, 29 Oktober 2022, ketika mahasiswa dinilai tidak sesuai dengan ketentuan tata tertib asrama.
Dilansir dari tempo.co, tindakan ini berawal ketika ada seorang mahasiswi yang pergi keluar asrama menggunakan celana. Jika berpacu pada aturan yang tertera, mahasiswi diharuskan menggunakan rok ketika keluar asrama.
Akibat kejadian itu, senior atau pembina asrama memerintahkan mahasiswi yang menjadi korban intimidasi untuk memotong celananya sendiri.
Kejadian ini direkam oleh mahasiswa pembina asrama dan disebarkan di kalangan asrama untuk menimbulkan efek jera.
Ketika dikonfirmasi, korban mengaku telah menggunakan celana panjang ketika keluar asrama, tetapi dirinya tidak menggunakan celana model jeans seperti yang dilarang dalam Buku Panduan dan Tata Tertib Kehidupan Asrama Mahasiswa Universitas Andalas.
Selaku Rektor Unand, Yuliandri mengatakan bahwa pihaknya akan mengadakan evaluasi besar-besaran terhadap pola pembinaan di Asrama Unand. Hal ini bertujuan untuk menciptakan pembinaan asrama yang lebih inklusif dalam keberagaman.
Yuliandri menyesalkan atas terjadinya peristiwa yang tidak dapat dibenarkan itu. Ia menambahkan jika pihaknya telah mengambil langkah pendalaman kronologi sebagai bentuk tindak lanjut.
Selanjutnya, ia telah memerintahkan Wakil Rektor (WR) I Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Masyurdin bersama jajarannya untuk segera mengusut tuntas kejadian tersebut.
“Unsur pimpinan sudah mengumpulkan mahasiswa senior atau pembina asrama, mahasiswa yang menjadi korban, serta mahasiswa senior yang pernah tinggal di asrama untuk dimintai penjelasan,” ujar Yuliandri, Selasa (1/11/2022).
Sebagai pihak yang memimpin konfirmasi dalam penyelesaian masalah ini, Masyurdin mengatakan jika masalah ini memang harus diselesaikan secara kekeluargaan. Ia menambahkan agar semua pihak yang terlibat dalam kejadian ini untuk saling memaafkan.
Menurut penuturan berbagai pihak, kejadian ini tidak dilatarbelakangi oleh perbedaan Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA). Akan tetapi, lebih pada kesalahan pembina dalam mendisiplinkan para mahasiswa juniornya.
“Ini semua merupakan sebuah kesalahan dan kekhilafan dari mereka, sehingga berjanji untuk tidak mengulangi dan memperbaiki pola pembinaan ke depannya,” ucap Masyurdin, Selasa (1/11/2022).
Menanggapi kejadian intimidasi terhadap mahasiswi junior di asrama Unand, Aura Kholifatunnisa selaku mahasiswi asal Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta ikut prihatin terhadap peristiwa tersebut.
Menurutnya, pendisiplinan harus dilakukan dengan cara-cara yang baik dan tidak merugikan orang.
“Mungkin yang dimaksud senior untuk mendisiplinkan juniornya tentu itu benar. Namun, alangkah baiknya mendisiplinkan juniornya menggunakan cara yang baik daripada yang merugikan,” tambahnya, Rabu (3/11/2022).
Reporter : Muhammad Iqbal
Editor : Ashari Thahira