UMS, pabelan-online.com – Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berencana mengirim mahasiswanya ke negara Namibia bagian Afrika Selatan. Hal itu dilakukan guna pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sekaligus tindak lanjut dari kunjungan yang pernah dilakukan di Namibia pada 2008 silam.
Latar belakang dipilihnya negara Namibia sebagai rencana pelaksanaan KKN karena beberapa peneliti UGM sejak tahun 2008 pernah melakukan kegiatan pengabdian di bidang pertanian dan perikanan.
Rencana itu muncul pada saat Komisi II Senat Akademik UGM menggelar diskusi kerja pertengahan November 2022 lalu.
Dalam pembahasan tema “Kebijakan Flagship Pengabdian kepada Masyarakat”, diskusi ini menghadirkan Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Namibia, Wisnu Edi Pratignyo dan Peneliti Pertanian UGM, Taryono.
Melansir dari tekno.tempo.co, Suratman selaku Ketua Komisi II Senat Akademik UGM mengatakan, bahwa perlunya tindak lanjut dari rencana pengiriman tenaga ahli di bidang pertanian ke Namibia.
Apalagi sudah terdapat perjanjian kerja sama antara UGM dengan Universitas Namibia mengenai pengembangan varietas padi.
Ia berharap, beberapa universitas di Namibia dan Afrika dapat membentuk konsorsium dalam bidang peningkatan ketahanan pangan.
“Semangat kita menyelamatkan generasi planet. Siapa lagi kalau bukan dari kalangan perguruan tinggi,” ujar Suratman, Senin (21/11/2022).
Maksum selaku Ketua Dewan Guru Besar UGM turut menanggapi rencana ini. Ia setuju dengan adanya KKN Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) UGM yang diangkat ke tingkat global.
Menurutnya, adanya hal tersebut dapat menjadi nilai tambah dalam penilaian UGM di pemeringkatan universitas tingkat dunia.
“UGM memiliki ahli pertanian yang berpengalaman dalam studi lahan kering dan lahan gambut yang bisa digunakan untuk praktik di negara lain seperti Namibia,” tambahnya, Senin (21/11/2022).
Wisnu Edi Pratignyo selaku Dubes RI untuk Namibia berharap agar adanya akses pendidikan untuk anak muda di negara Namibia untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.
“Selain peningkatan capacity building, kita juga perlu membuka akses pendidikan bagi anak muda Namibia,” pesannya, Senin (21/11/2022).
Selaku Peneliti UGM sekaligus Kepala Pusat Inovasi Agroteknologi, Taryono mengatakan, dalam kunjungan yang dilakukan 14 tahun silam, pihaknya diminta untuk meningkatkan program ketahanan pangan di Namibia.
Hal ini karena Namibia bergantung dari impor pangan yang berasal dari Afrika Selatan.
“Ketergantungan (impor pangan –red) sangat besar sebab tanah Namibia bagian selatan itu padang pasir, di tengah savana hanya bagian utara saja yang hijau,” lanjut Taryono, Senin (21/11/2022).
Universitas Namibia menyediakan lahan seluas lima hektare, sarana dan prasarana padi di daerah Ogongo sebagai lokasi dan sarana pembelajaran pengembangan padi.
Taryono ke Nambia bersama Supriyanta, salah satu peneliti varietas padi di Fakultas Pertanian UGM melakukan kegiatan pendampingan dan pelatihan kepada tenaga dosen, mahasiswa, dan petani.
Lalu, pada 2022 UGM kembali mengirim tenaga ahli untuk aktivasi laboratorium budidaya jaringan di tanaman Universitas Namibia.
Yayuk Puji Rahayu, salah satu mahasiswa UGM berpendapat, dengan melakukan pengabdian yang tidak hanya difokuskan ke lokal merupakan rencana yang bagus. “Mengingat banyak juga mahasiswa asing yang kuliah di UGM,” ujarnya, Kamis (24/11/2022).
Yayuk berharap dengan adanya rencana kegiatan KKN ke luar negeri tersebut dapat memberikan kontribusi yang membangun bagi masyarakat.
“Harapanya pasti yang terbaik, dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat,” tutup Yayuk.
Reporter : Nimas Ayu Sholehah
Editor : Novali Panji Nugroho