Bagi kalangan mahasiswa pastinya sudah tidak asing lagi dengan adanya uang Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI), atau yang kerap kali kita semua dengar dengan sebutan Uang Pangkal.
Akan tetapi bagaimana jika uang yang seharusnya menjadi alokasi pengembangan universitas dalam pengunaannya kurang transparansi seperti contoh kasus di Universitas Udayana di Bali.
Hal tersebut tentunya menjadi permasalahan yang serius, dikarenakan dana SPI tersebut bukanlah dana yang sedikit, melainkan dana besar yang dihimpun dari mahasiswa. Lantas jika transparansi saja tidak ada lalu apakah hal tersebut nantinya tidak menjadi sebuah permasalahan?.
Seharusnya pihak Universitas Udayana segera berbenah terkait transparansi dana SPI, karena permasalahan transparansi tersebut seharusnya tidak ditutup-tutupi, juga melibatkan kepentingan mahasiswa banyak. Disisi lain mahasiswa yang sudah membayar dana SPI tentunya sangat membutuhkan kejelasan alokasi dana mereka akan digunakan seperti apa.
Sejatinya adanya pemberlakuan SPI bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja dari Pengguruan Tinggi Negeri (PTN) seperti dalam meningkatkan aktivitas akademik mahasiswanya.
Jika transparansi saja tidak ada bagaimana mahasiswa tahu alokasi dana tersebut akan dipergunakan untuk apa, dan hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan terjadi sebuah tindak penyelewengan.
Apalagi jika ditelisik lebih mendalam, kampus Udayana sudah tercemar akan rumor penyelewengan dana SPI oleh rektornya sendiri.
Hal ini menunjukkan perlunya transparansi alokasi dana SPI kepada mahasiswa supaya kejadian-kejadian penyelewengan yang kerap terjadi di perguruan tinggi tidak terulang kembali.
Diharapkan juga nantinya mahasiswa yang sudah menyumbangkan dana SPI di kampus Udayana bisa mempercayai sepenuhnya atas alokasi dana yang telah disumbangkan tadi.
Jika transparansi sudah sepenuhnya diterapkan, hal tersebut sangat berpengaruh dalam lingkungan kampus yang bebas dengan tidak adanya tindak-tindak korupsi. Dengan melalukan pembenahan tersebut diharapkan akan sangat bermanfaat untuk jangka panjang, terutama kepercayaan mahasiswa Udayana dan calon-calon mahasiswa nantinya.