UMS, pabelan-online.com – Gelaran Kongres Nasional Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) ke-XVII beberapa saat lalu dihadiri Lembaga Pers Mahasiswa (Persma) se-Indonesia. Ajang ini menjadi kesempatan bagi para mahasiswa yang aktif dalam persma untuk berdiskusi dan menunjukkan eksistensinya.
Imamul Muqorobin selaku Pemimpin Umum Surat Kabar Mahasiswa Amanat (SKM Amanat) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mengungkapkan, bahwa ideologi antar pihak menjadi sebuah hal yang bisa naik, turun dan bertentangan sehingga menurutnya, disini kehadiran persma menjadi sebuah penengah.
“Eksistensi persma yang ada di masa sekarang daya intelektualnya menurun,” ungkapnya, Senin (22/5/23).
Ia menambahkan, jika ada persma yang kualitasnya di bawah standar melakukan kesalahan bahkan sampai di represi, maka dengan adanya forum Kongres Nasional PPMI pada beberapa pekan lalu, memberikan sebuah pandangan baginya tentang apa yang seharusnya persma bisa persiapkan.
Imam juga menanggapi, terkait dengan represi yang seringkali terjadi dikalangan persma. Menurutnya, hal ini disebabkan belum kuatnya payung hukum yang melindungi. Baginya, jangan terpaku pada satu sisi hal saja, terlebih dengan adanya tindak represi membuat persma berhenti, dan bagi Imam masih terdapat banyak cara lain untuk persma tetap hidup, dan itu harus disiasati.
“Menghidupkan eksistensi persma adalah bagaimana mereka terjun sesuai minat dan apa yang menjadi target persma masing-masing,” ujarnya.
Dikesempatan lain, Hilmy Al Shidiq, Pemimpin Redaksi LPM Lentera Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin berpendapat bahwa, untuk meningkatkan eksistensi persma dibutuhkan keseimbangan dalam program kerja dan kegiatan jurnalistik, serta peningkatan dalam segi Sumber Daya Manusia (SDM).
“Eksistensi persma di daerah kami (Banjarmasin – Red) menurun karena kurangnya regenerasi kadernya. Berdasarkan survey yang kami lakukan ada beberapa hal yang menghambat mahasiswa untuk bergabung dalam LPM, salah satunya adalah izin orang tua dan kurangnya minat mahasiswa,” tuturnya, Senin (22/5/23).
Selain itu Novika Wardani, selaku Pemimpin Umum LPM Shoutul Quran, Universitas Sains Al-Quran mengungkapkan, bahwa persma sangat membantu masyarakat yang tidak bisa menulis dan menyuarakan apa yang menjadi aspirasi masyarakat. Menurutnya, eksistensi persma sendiri sangat penting, akan tetapi dalam SDM saat ini masih kurang.
“Perlu adanya peningkatan skill dan anggota yang melek akan teknologi, sehingga persma bisa terus berkembang. Selain itu, tidak perlu takut dengan adanya represi. Kita harus berani mengambil resiko, namun tetap berlandaskan kode etik jurnalistik yang ada.” tutupnya, Senin (22/5/23).
Reporter: Hasbiatullah
Editor: Nimas Ayu Sholehah