Kepadamu
Bulan cantik malam ini,
ia menenggerkan pertanyaan
sesekali kepadaku
Apa keindahan yang kau senangi?
Salah satu tanyanya kepadaku
Aku menjawabnya
Bersamamu, suara gemuruh hujan menjadi
riuh siulan burung di taman
Senyummu cerah bahagia selalu menjelang
Saat kubuat kau tertawa
Mabuk
Kau bercerita kepadaku
Jika kau ingin terbang,
dan melihat cara bulan setia merotasi bumi
Kau bertanya, bagaimana cara semesta bekerja?
Tetapi, aku tak bisa menjawab
Aku dibuat mabuk kepayang dengan pertanyaanmu
Kau juga ingin mabuk
Dan menjadi seorang paling bahagia di semesta
Tetapi, kau tidak punya nyali untuk melakukanya
Lalu bagaimana Nona?
Bagaimana kalau kita saling jatuh cinta saja?
Kau bisa terbang dan mabuk, selama yang kau bisa
Perjamuan Malam
Dulu sebelum denganmu
Aku sesekali,
pada setiap malam aku berziarah
Ke pemakaman hatiku
Membersihkan makam, yang telah dimakan rayap nisannya
Menjamu sepi dengan air mata
Dengan bunga-bunga layu di atas tanahnya
Pada
Pada setiap jarum yang berdetak;
Detak jantungku semakin kencang
Saat kugenggam jantung dipangkuan
Pada setiap jam yang berdetik;
Nadiku kian kencang menyalurkan darah
Darah yang mengalir atas kehendak rasamu
Sekarang
Sekarang tiba saatnya
Diriku memunguti serpihan rindu
Sekarang tiba saatnya
Diriku menata ulang pecahan-pecahan rindu
Sekarang tiba saatnya
Diriku dicabik-cabik rindu
Mampus!
Aku mati dikoyak rinduku sendiri
Penulis: Buana Tirta Yozaga
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Editor : Seliana Putri
Masokkk