Sebagai mahasiswa, kita harus bisa mengatur keuangan. Kondisi keuangan tentu akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana seorang itu dalam mengelola keuangannya. Akan sangat sulit jika dalam kehidupan kita, bilamana tidak mampu mengatur keuangan tersebut. Berbagai masalah keuangan juga akan turut menambah, misalnya kebutuhan tidak tercukupi dengan baik, utang dimana-mana, tidak adanya dana darurat yang dimiliki, belum lagi sebagai mahasiswa diharuskan membayar indekos.
Akibatnya banyak sekali yang memanfaatkan momen ini sebagai ajang untuk memberikan pinjaman kepada orang yang sangat membutuhkan uang, tentu dengan bunga yang sangat besar sehingga memberikan keuntungan yang besar pula. Bukannya memberikan kemudahan, akan tetapi menambah masalah lagi dalam keuangan akibat dari bunga yang begitu besar.
Masalah-masalah keuangan seperti ini sudah sering kita lihat baik secara langsung maupun yang sudah beredar di media sosial. Hal ini seharusnya menjadi peringatan bagi kita untuk tidak ikut-ikutan terjerat kasus pinjaman baik itu online maupun offline, tidak hanya utang piutang saja melainkan masalah keuangan lainnya.
Problem keuangan di atas tidak akan terjadi, jika kita mampu dalam mengalokasikan keuangan dengan baik dan benar. Sebenarnya menjadi pribadi yang saleh dan rajin menabung merupakan impian yang selalu kita dambakan. Dengan begitu, kita mengetahui dampak baik dari kehidupan yang hemat. Walaupun kadang kita bisa dibilang sebagai orang yang pelit, namun itulah tantangan yang sebenarnya.
Memiliki gaya hidup kita hemat bukan berarti kita menyiksa diri untuk tidak melakukan segala hal yang kita inginkan seperti jalan-jalan ke tempat yang jauh, sehingga memerlukan biaya yang besar, belanja barang-barang mahal, atau memakan makanan yang enak.
Boleh saja kita melakukan semua hal tersebut akan tetapi dengan standar yang normal dan tidak lewat batas, karena akan sangat rugi jika kita menghabiskan seluruh uang kita hanya untuk yang diinginkan saja tapi tidak dibutuhkan.
Antara kebutuhan dan keinginan adalah dua hal yang berbeda. Kebutuhan adalah suatu hal yang harus kita penuhi dalam kehidupan seperti makanan, pakaian yang layak, kebutuhan rumah atau indekos dan tentu tempat tinggal yang kita miliki dimana semua itu tidaklah murah dan pastinya membutuhkan biaya pengeluaran yang besar. Sedangkan keinginan sederhananya adalah segala kebutuhan yang atas sesuatu yang tidak terlalu dibutuhkan.
Frugal Living akhir-akhir ini menjadi perhatian yang besar bagi kalangan anak muda terkhusus mahasiswa yang sudah mulai membiasakan hidup dengan hemat. Frugal Living sendiri secara sederhananya merupakan gaya hidup hemat dan irit dalam mengatur keuangan, walaupun frugal living ini cenderung menjadikan orang pelit tetapi konsep gaya hidup frugal living ini tidak dimaknai sesederhana itu.
Frugal Living artinya sebuah konsep untuk bisa mengalokasikan keuangan dengan lebih teliti, dengan pertimbangan dan analisis yang baik disertai dengan strategi pencapain tujuan yang jelas.
Trend gaya hidup frugal living ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Namun semenjak pandemi Covid- 19 yang banyak memberikan kerugian bagi kita termasuk dalam keuangan, sehingga gaya hidup hemat sangatlah dibutuhkan.
Frugal living inilah menjadi konsep gaya hidup yang mampu menjadi penolong kita disaat keadaan yang sedang genting, bukan hanya saat pandemi saja melainkan saat akhir bulan dimana dompet semakin kurus.
Secara tidak langsung jika kita menerapkan frugal living sebagai gaya hidup kita, maka akan memberikan dampak yang sangat positif bagi kehidupan di bumi dan menjadi salah satu pencegahan dari pencemaran lingkungan. Karena dengan menerapkan frugal living, kita tidak menggunakan berbagai benda yang tidak terlalu dibutuhkan dan juga tidak menghambur-hambur sumber daya yang semakin terbatas.
Bagaimana supaya kita bisa menerapkan gaya hidup frugal living ini? Menerapkan konsep gaya hidup frugal living ini sebenarnya cukup gampang. Di sisi lain sedikit terbilang sulit, dalam artian kita hanya cukup jauhi dari kehidupan yang fomo dan gengsi yang up-normal dan juga tentu untuk menjadikan gaya hidup menjadi sederhana.
Ribetnya adalah kita harus bisa menganalisis dengan teliti berbagai pengaturan terkait keuangan, baik itu pemasukan dan juga pengeluaran yang diberikan. Serta bisa untuk membagi antara kebutuhan dan keinginan.
Tidak lupa untuk selalu menabung, tidak hanya untuk jangka panjang saja. Akan tetapi sebagai pegangan untuk dana darurat, yang kita tidak tahu kapan akan dibutuhkan. Walaupun tidak terasa secara langsung tapi ini sangatlah berguna.
Penulis: Nurrahman Assa’adah
Editor: Shafy Garneta Maheswari