Kampus mengajar adalah salah satu bagian program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang merupakan kebijakan dari Kementrian Budaya Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Adanya program ini memungkinkan mahasiswa untuk dapat belajar dan mengembangkan diri diluar lingkungan universitas.
Selain memfasilitasi mahasiswa untuk mencari pengalaman baru, MBKM juga memiliki tujuan yaitu, untuk mendorong mahasiswa menguasai berbagai bidang keilmuan yang akan membantu mereka dalam mempersiapkan dunia kerja.
Sesuai dengan namanya program tersebut, MBKM berfokus pada kegiatan yang memberikan mahasiswanya pada pengalaman langsung terjun ke sekolah-sekolah yang ada di Indonesia guna membantu aktivitas belajar mengajar di sana. Dengan fasilitas dan keunggulan program MBKM, tentunya membuat minat mahasiswa tertarik untuk mengikuti program MBKM di sela-sela perkuliahannya.
Salah satu mahasiswa yang mengikuti program MBKM Kampus mengajar adalah Hanif Bahaudin yang merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI). Ia bercerita kepada reporter pabelan-online.com mengenai pengalamannya selama mengikuti MBKM, mulai dari pemberian arahan terkait program tersebut, hingga terjun langsung dan berintraksi dengan lingkungan sekolah, bisa ia dapatkan melalui program ini.
“Ini sebagai bentuk eksplorasi bagi mahasiswa dalam mempelajari berbagai pengalaman tentang bagaimana sistem kampus mengajar ini. Hampir dari mahasiswa yang diterjunkan pada program magang ini ditempatkan di sekolah-sekolah yang berada di seluruh Indonesia. Sepengetahuan saya, sekolah yang dituju banyak yang tidak maju atau sekolahnya tersebut masih kecil,” ujarnya, Minggu (10/9/2023).
Menurut Hanif, selain menyebarluaskan profil pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka, MBKM juga turut membantu sekolah-sekolah kecil yang membutuhkan bantuan untuk meningkatkan sistem pendidikan di sana, sesuai dengan kurikulum merdeka yang berlaku.
Selain pengalaman baru, menurutnya mahasiswa peserta MBKM akan mendapat keuntungan, seperti mendapatkan Bantuan Biaya Hidup (BBH) selama program berlangsung hingga selesai, dan juga mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk konversi Satuan Kredit Semester (SKS) dari kampus.
Ia menambahkan, proses pendewasaan mahasiswa itu juga tentang bagaimana pintar-pintarnya dalam dalam mengatur waktu. Lalu dirinya yang memiliki kesibukan diluar kampus terkadang harus mengorbankan kegiatan satu untuk lainya. Sehingga banyaknya kesibukan bagi dirinya harus memperhatikan segi prioritas yang mana harus dikedepankan dahulu.
Hal ini senada dari apa yang diceritakan oleh Faisya Abrari Mahasiswa UMS program studi PAI yang telah mengikuti program ini. Faisya juga berbagi terkait pengalamannya menyesuaikan jadwal kuliah dan organisasi saat program MBKM ini berlangsung.
“Jika terdapat jadwal kuliah, saya akan konsultasikan terlebih dahulu kepihak sekolah, dan mereka memberikan respon yang sangat baik, artinya pihak sekolah tetap mengijinkan kami untuk datang ke kampus. Untuk organisasi, hal tersebut bisa lebih kondisional,” ujarnya, Minggu (10/9/2023).
Selain hal diatas, Faisya juga menyampaikan bagaimana kondisi sekolah tempatnya melaksanakan program. Fasilitas yang kurang memadai, sinyal yang sulit hingga air yang terbatas. Hal tersebut tidak memadamkan semangat Faisya dan teman-temannya, melainkan sebagai penyulut tekad mereka untuk bisa berperan dalam memperbaiki pendidikan di Indonesia.
Intan, salah satu mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES), turut berbagi pengalamannya dalam program MBKM. Walaupun mulanya Intan hanya ‘Ikut-ikutan teman’ namun hal itu sama sekali tidak membuatnya menyesal.
Dengan mengikuti MBKM ia mendapatkan banyak ilmu, pengalaman, hingga cerita baru.
Selain itu, bertemu banyak orang diluar lingkungan kampus dan menambah relasi menjadi manfaat yang disarakan oleh Intan.
Tidak sampai situ, ia juga menyampaikan bahwa selama program MBKM Kampus Mengajar ini, mahasiswa mendapat bantuan Uang Kuliah Tunggal (UKT), yang tentunya dapat meringankan beban mahasiswa.
“Harapannya terhadap program MBKM ini, adalah terus berjalan dan berkembang. Hal ini dikarenakan, masih banyak sekolah di Indonesia yang membutuhkan bantuan para mahasiswa untuk ikut serta meningkatkan kecerdasan anak-anak penerus bangsa,” harapnya, Rabu (13/09/2023).
Reporter: Alifa Raihana
Editor: Shafy Garneta Maheswari