Pada era perkembangan zaman modern sekarang ini, tak lepas dari perkembangan biaya pendidikan yang semakin meningkat. Banyak ditemui mahasiswa lebih memilih untuk mencari beasiswa guna melanjutkan studinya ke jenjang perguruan tinggi, ataupun untuk meringankan kebutuhan pendidikan.
Dari gambaran tersebut, pemerintah melalui Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menyediakan berbagai program beasiswa untuk mahasiswa. Seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah hingga beasiswa Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP).
Selain program dari pemerintah, banyak instansi swasta maupun milik negara yang membuka program beasiswa mahasiswa. Informasi mengenai beasiswa-beasiswa ini banyak tersedia melalui laman media sosial (medsos). Banyak keuntungan serta manfaat dari program beasiswa yang ditawarkan membuat semangat tersendiri untuk mahasiswa berburu beasiswa, mulai dari seleksi admintrasi hingga wawancara.
Tim reporter Pabelan-online.com, menghubungi Silvi Novianti salah satu mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA). Ia menceritakan bahwa alasannya mendaftar beasiswa yakni karena faktor ekonomi. Hal ini berawal dari kekhawatiran akankah ia bisa tetap kuliah di tengah keterpurukan keluarganya.
“Solusi yang muncul di pikiran saya dengan mencari pekerjaan atau mendaftar kuliah. Setelah ditelaah lebih dalam, pilihan untuk bekerja harus disisihkan karena terlalu padatnya jadwal perkuliahan di institut teknologi, tentu dengan banyak pertimbangan lainnya lagi. Hingga pilihan yang paling mungkin adalah mencari beasiswa,” ungkapnya, Minggu (8/10/2023).
Sebelumnya, Silvi telah melakukan riset mengenai berbagai beasiswa yang sedang membuka pendaftaran juga mencari tahu syarat dan ketentuan yang diperlukan. Hingga pada akhirnya ia mendaftar beasiswa pada salah satu instansi bank yang menarik minatnya.
Syarat pendaftaran beasiswa mulai dari membuat akun pendaftaran kemudian melengkapi segala persyaratan; Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) hingga mengerjakan berbagai tes ia jalani satu persatu.
“Setelah semua administrasi lulus, selanjutnya ada tes mengerjakan soal psikotes. Pada saat itu saya sempat belajar terlebih dahulu mengenai tips-tips mengerjakan soal psikotes, setelah tes tersebut di lewati maka tes terakhirnya yaitu tes wawancara,” jelasnya.
Hingga tanggal 6 November 2021, dimana seleksi penerima beasiswa itu diumumkan. Silvi yang sempat kecewa karena info pengumuman akan dibagikan sekitar jam 20.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), namun hingga jam 22.00 WIB tidak juga menunjukkan tanda-tanda.
“Keesokan paginya di jam 05.00 WIB saat membuka mata, saya langsung berpikir untuk mengecek email ternyata saya mendapatkan email pengumuman dan di nyatakan lolos tahap akhir. Saya langsung memberi tahu pada Ibu sambil berkata ‘Silvi bisa lanjut kuliah’ kami berdua menangis bersama dan tentunya dengan penuh syukur karena ini benar-benar rezeki yang tidak terduga, rasanya seperti memiliki ruang bernafas untuk bisa lanjut berkuliah dengan tenang,” ungkapnya.
Silvi yang lolos beasiswa mendapat keringanan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT). Kemudian, dari sisa uangnya Silvi pergunakan untuk membeli laptop. Ia mengatakan, program beasiswa tersebut juga memberikan banyak pembinaan guna melatih kemampuan dirinya sebagai mahasiswa.
“Pembinaan biasanya dilakukan di akhir pekan setiap 2 pekan sekali, dan saya selalu menyempatkan hadir di tengah kesibukan saya ntuk membantu ibu berjualan di pasar,” tuturnya.
Dikesempatan lain Nafisah Intani salah satu mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) mengungkapkan cerita yang berbeda dalam prosesnya berburu beasiswa. Awal mulanya adalah Ketika ia diberitahu oleh kakak tingkatnya yang pernah menerima beasiswa tersebut. Pendaftarannya kala itu dibuka pada September 2022.
“Waktu itu aku udah agak mendekati deadline pendaftaran masukin berkasnya, karena ada beberapa yang perlu dipersiapkan cukup lama seperti skor tes inggris, surat dari kampus, dan lain-lain. Singkat cerita, akhirnya dari tahap seleksi berkas itu aku lolos ke psikotes hingga wawancara,” ungkapnya, Minggu (8/10/2023).
Setelah dinyatakan lolos program beasiswa Nafisah mulai mengikuti kegiatan yang ditujukan kepada penerima beasiswa seperti, pembinaan dan coaching.
“Pada kegiatan pembinaan, akan dijelaskan mengenai silabus dan berbagai materi seperti leadership, mental health, ekonomi syariah, yang nantinya dilakukan selama 2 tahun ketika menjadi awarded. Setelah pembinaan, baru dilakuin coaching yang tujuannya untuk memperdalam lagi ilmu dari pembinaan,” tambahnya.
Thoyibah, salah satu mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Semarang turut berbagi pengalamannya dalam mencari beasiswa. Ia inisiatif mencari informasi macam-macam beasiswa dari platfrom instagram dan WhatsApp grub kemudian ia membagikannya ke temannya juga membutuhkan. Yang menjadi alasan Thoyibah mencari beasiswa kala itu ingin meringankan beban orang tuanya.
“Saya ingin membantu meringankan beban biaya kuliah yang diberikan orang tua. Apalagi hidup di perantauan yang membutuhkan biaya hidup; makan, living cost, dan lainnya. Jadi, saya sangat berharap beasiswa ini dapat membantu menunjang kehidupan perkuliahan saya,” ungkapnya, Jumat (6/10/23).
Setelah mendapat berbagai informasi beasiswa, kemudian mulailah Thoyibah mengikuti tahap demi tahap yakni, seperti tahap administrasi kemudian tahap wawancara.
“Tahap administrasi tuh paling pusing harus melengkapi berkas dengan teliti, banyak dokumen yang mesti dipersiapkan. Di tahap wawancara karena waktu itu pandemi maka dilakukan online. Namun, sayangnya saya berhenti di tahap itu karena tidak lolos di tahap selanjutnya,” tuturnya.
Thoyibah bercerita kepercayaan dirinya menjadi halangannya dalam tes wawancara, karena Thoyibah orang yang mudah grogi dan ditambah hambatan sinyal. Lebih lanjut ia mengungkapkan, saat ini dirinya belum berniat untuk mencari beasiswa. Namun ia berharap untuk mahasiswa yang mencari beasiswa tetap semangat untuk mendapatkan beasiswa.
“Harapannya buat mahasiswa yang mencari beasiswa, jika mimpi kalian adalah mendapat beasiswa, kejarlah beasiswa itu. Memang sulit, tapi akan manis diakhir jika kalian berhasil mendapatkannya. Jangan lupa tetap bersyukur terhadap apapun yang diberikan oleh Allah Swt. Proses demi proses dilalui dengan sabar dan semangat,” harapnya.
Senada dengan Thoyibah, Silvi berharap, sebagai mahasiswa jangan pernah menyerah karena Allah Swt pasti akan memberi jalan selama umat-Nya masih mau berusaha.
“Mendaftar beasiswa memang menyita banyak waktu dan melelahkan, tapi itulah jalur perjuangannya itulah jalan yang harus kita jalani. Dengan penuh sabar, setiap langkah yang kita lalui akan menjadi cerita yang bisa kita ingat jika nanti kita merasa kesulitan kembali. Karena ternyata di setiap kesulitan pasti kita akan berhasil melewatinya,” tutupnya.
Reporter: Nimas Ayu Sholehah dan Shafy Garneta Maheswari
Editor : Aisyah Fayi Ivana