Beberapa pekan lalu, menyoal aksi unjuk rasa oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Nadhlatul Ulama (STAINU) Pacitan, kiranya perlu menjadi pengingat pihak kampus. Pasalnya, dampak proses akreditasi yang lambat di Program Studi (Prodi) Manajemen Pendidikan Islam (MPI), sejumlah ijazah mahasiswa belum terbit.
Desakan melalu aksi itu merupakan sebuah bentuk kontroling mahasiswa atas kinerja birokrasi kampus. Kita ketahui, ijazah merupakan luaran penting bukti fisik mahasiswa guna melanjutkan ke jenjang karier pekerjaan, meski ilmu yang telah didapat mahasiswa jauh lebih penting.
Karena sebagai lembaga formil, kampus sudah seharusnya memberikan hak-hak yang ada kepada mahasiswa seperti ijazah, juga mampu memberikan komitmennya terhadap tuntutan mahasiswa untuk segera ditindaklanjuti.
Di sisi lain, kampus juga harus melakukan proses transparansi akreditasi telah berjalan sejauh mana jika, sekiranya pihak kampus sudah berupaya menyelesaikan permasalah yang ada. Karena desakan mahasiswa tadi, tidak sepenuhnya menandakan mahasiswa yang tidak sabar akan proses akreditasi. Akan tetapi, bisa saja hal tersebut menjadi cerminan pihak kampus supaya tidak mempersulit atau terkesan menggampangkan masalah yang ada.
Meski petisi yang dibuat oleh mahasiswa tidak ia tanda tangani. Upaya yang mereka janjikan untuk segera mengatasi masalah ini, diharapkan bukan janji manis sesaat. Teruntuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) MPI, aksi yang ada mungkin telah berakhir, tetapi bukan berarti pengawalan aspirasi terhenti cukup sampai di situ saja.
Oleh karenanya, pengawalan oleh BEM MPI di mana perannya sebagai penghubung mahasiswa dengan pihak kampus, haruslah memberikan transparansi atas perkembangan tuntutan kepada mahasiswa. Supaya mahasiswa mendapatkan kejelasan permasalahan yang ada.
Kampus sebagai civitas academica diharapkan terus berkomitmen mengindahkan setiap aspirasi dan juga memberikan pelayanan terbaik kepada mahasiswanya. Sehingga, kedepannya pemenuhan hak dan kewajiban antara mahasiswa dan civitas academica berjalan selaras.
