Oleh: Shoqib Angriawan
UMS, Koran Pabelan
UMS gagal membentuk sistem keamanan yang ideal di kampus. Hal ini dibuktikan dengan masih minimnya CCTV yang masih aktif, jumlah satpam dan meningkatnya tindakan kriminal di lingkungan kampus tiga minggu terakhir.
Data yang berhasil dikumpulkan Koran Pabelan dari Selasa (20/9) sampai Jumat (7/10), Satpam UMS menerima laporan kehilangan barang dari mahasiswa sebanyak 15 kasus. Enam kasus diantaranya adalah kasus pencurian helm, satu kasus pencurian sepeda motor, dan sisa kasus lainnya berupa kasus hilangnya dompet, serta barang berharga seperti LCD, printer, serta handphone.
Komandan Satpam UMS, Dalyono menjelaskan pengamanan di UMS memang masih belum memenuhi standar dan masih kurang merata. “Contohnya CCTV di basement sudah sangat bagus, namun kita dari satpam maupun petugas parkir masih merasa kewalahan,” ujarnya, Kamis (6/10). Menurutnya di parkiran basement memang idealnya setiap lantai harus dijaga oleh petugas parkir.
Sementara itu pada Jumat (7/10) hingga pukul 12 siang, tercatat tiga laporan kehilangan. Dua laporan diantaranya melaporkan kehilangan helm masing-masing di parkiran Fakultas Teknik (FT) dan basement lantai satu.
Parkiran Fakultas Teknik (FT) yang notabenenya adalah parkiran yang cukup luas malah sama sekali tidak ada CCTV. Padahal parkiran tersebut adalah area parkir bagi tiga fakultas, yaitu Fakultas Komunikasi dan Informatika (FKI), Fakultas Psikologi, dan FT yang juga sering menjadi incaran para kriminal.
“Tidak hanya di tempat parkir, namun seluruh area yang mengandung barang yang ditinggalkan oleh pemiliknya tetap perlu CCTV, begitu juga sudut-sudut gedung perkuliahan,” ungkapnya.
Dengan jumlah 39 satpam yang dibagi menjadi tiga shift setiap harinya, tentu masih sangat kurang ideal jika harus menjaga tiap titik rawan kriminal di seluruh UMS. “Kita bandingkan dengan Universitas Muhammadiyah Malang dan Universitas Islam Indonesia yang memiliki jumlah satpam 87 dan 130 orang,” jelasnya.
Hal ini berbanding terbalik di Rusunawa yang memiliki 32 CCTV yang ditempatkan di setiap sudut gedung. Menurut Kepala bagian Pesantren Rusunawa, Wijianto, CCTV sudah lumayan lengkap di setiap gedung rusunawa. “Adanya CCTV di tiap sudut dan lantai bisa meminimalisir tindakan kriminal,” jelasnya, Jumat (7/10).
Namun menurutnya hal itu masih kurang seperti belum adanya CCTV di pintu masuk rusunawa. Selain itu, jumlah satpam yang hanya enam orang juga menuruntya masih kurang. “Enam orang itu pun masih di bagi dua shift, jadi siang ada tiga orang dan malam tiga orang,” terangnya. Hal itulah yang menyebabkan pintu gerbang yang dibuka di rusunawa baru ada satu.
Wakil Rektor (WR) II, Bambang Sumarjoko menjelaskan pihaknya akan menambah CCTV. “Kita sebenarnya juga sudah ada keinginan menambah CCTV, itu kan murah,” terangnya. Hanya saja, sambungnya pengadaan CCTV terbentur prioritas yang lain seperti akan dibangunnya gedung Fakultas Kedokteran dan PGSD dan PAUD di kompleks rusunawa.
Ia mempersilahkan pihak satpam untuk mengajukan CCTV kepada WR II. “Jika memang CCTV itu membantu kinerja satpam, maka silahkan mengajukan,” tuturnya. Namun pengadaan CCTV menurutnya memang harus melalui prosedur dan harus dibahas dengan unit-unit yang lain terlebih dahulu.