UMS, Koran Pabelan
Banyaknya penjual jasa atau joki skripsi di sekitar UMS sering dimanfaatkan mahasiswa bermental pragmatis untuk mendapatkan gelar sarjananya secara praktis. Asalkan punya uang, mahasiswa bisa mendapatkan skripsi secara mudah.
Berdasarkan investigasi Koran Pabelan yang menyambangi beberapa rental pengetikan yang berada di sekitar kampus UMS, diperoleh informasi terkait merebaknya joki skripsi. Salah satu narasumber yang berhasil memberikan keterangan kepada Koran Pabelan mengaku membanderol harga satu skripsi antara Rp1.100.000,00 hingga Rp2.000.000,00.
Jika narasumber tersebut diminta untuk memberikan bimbingan (joki, red) maka ia biasa mematok harga diatas Rp200.000,00 per bab.
“Mengenai lama pembuatan skripsi, itu tergantung dari jenis, tema dan juga tingkat kesulitannya,” ungkap narasumber Koran Pabelan. Dengan dalih rental pengetikan ia berani menyewakan jasanya untuk membantu mahasiswa yang kesulitan membuat skripsi, yang jelas asalkan ada uang.
Narasumber juga mengaku menangani jasa pengolahan data skripsi saja. Selain itu narasumber juga biasa menyediakan satu file skripsi utuh dengan mematok harga Rp100.000,00 hingga Rp200.000,00. Dalam kurun waktu dua minggu terakhir, narasumber tersebut mengaku mendapat order sebanyak dua orang mahsiswa.
Ketika ditanya jumlah file skripsi yang ia miliki, ia mengaku memiliki file skripsi dan tesis lebih dari 100 buah yang terdiri dari berbagai progdi. Bahkan file skripsi tersebut tidak hanya dari karya mahasiswa UMS saja, namun juga universitas ternama di Solo dan sekitarnya.
Koran Pabelan pun mencoba mencari narasumber lain yang masih berada di sekitar lingkungan UMS. Berbeda dengan narasumber yang pertama, kali ini joki skripsi mengaku tidak mau jika mengerjakan skripsi dari awal hingga selesai.
Narasumber mengaku dirinya hanya mau mengerjakan maksimal 50 persen saja dari proses pengerjaan skripsi. Dari pengerjaan 50 persen tersebut, ia mematoknya dengan harga Rp1.500.000,00.
Sekretaris Progdi Ekonomi Manajemen, Anton Agus Setyawan menganggap joki skripsi tersebut sebagai pembimbing bayangan. Hal ini dikarenakan mengingat perannya hampir sama dengan peran pembimbing skripsi yang telah ditentukan kampus.
Ia menjelaskan bahwa joki skripsi yang mengerjakan skripsi secara full akan selalu bertemu dengan mahasiswa yang menjadi kliennya. Karena tugas mahasiswa hanya melaporkan kepada joki skripsi setelah bimbingan kepada dosen pembimbing yang asli di kampus.
“Selain joki pengerjaan skripsi, rental yang menyediakan jasa olah data juga termasuk wilayah abu-abu,” ujarnya Kamis (17/11). Menurutnya idealnya skripsi tetap dilakukan sendiri oleh mahasiswa, jika idenya saja dari orang lain maka tetap termasuk plagiasi.
Mengenai jumlah mahasiswa UMS yang memilih cara pragmatis seperti joki skripsi, ia menduga cukup banyak mahasiswa yang menggunakan jasa haram tersebut. [SA, PA]