Awal Kebangkitan Mobnas Karya Anak Negeri
Pabelan-online.com, UMS-Pagi itu suasana terlihat cerah. Kampus Universitas muhammadiyah Surakarta (UMS) menjadi pusat perhatian banyak orang. Ya, saat itu tanggal 23 Februari 2012 UMS menyelenggarakan Pameran Mobil Nasional (MOBNAS) di depan ruang Auditorium Moh. Djazman UMS.
Tepat pukul 10.00 Bambang Sumarjo, Wakil Rektor II (WR II), Bambang Sumarjoko memotong pita bertanda pameran Mobnas telah dimulai. Para pengunjung pun mulai melangkahkan kaki dan memanjakan mata di berbagai sudut untuk melihat dan mobil-mobil yang dipajang. Sesekali ada yang mencoba untuk menjajali dan meyalakan mesin-mesin mobil yang dibuat anak-anak negeri itu.
Ada sembilan mobil gagah dan menarik yang dipajang dalam pameran. Pameran ini dikuti oleh tiga produsen mobil nasional, yaitu SMK muhammadiyah 2 Borobudur dengan mobil Esemka SangSurya, PT INKA (Persero) Madiun dengan mobil New Gea, dan PT. Auto Gas dengan mobil Tawonnya. Semuanya unjuk gigi akan kehebatan dan kelebihan masing-masing mobil, mulai dari mobil pick-up, mini truck, mobil roti, mobil ambulan hingga mobil sport. Harga-harga mobil yang terpajang tersebut pun bervariasi, mulai dari Rp 65 Juta sampai Rp 196 juta.
Tampak tiga mobil yang menjadi pusat perhatian pengunjung, yakni mobil jenis Sport Utility Vehicle (SUV) SangSurya berwarna Putih, SUV Warna Hitam, dan Esemka SangSurya jenis Double Cabin yang berbahan bakar liquefied petrolium gas (LPG) dan bensin.
Dengan bandrol Rp 195 juta, SUV SangSurya menjadi pusat perhatian paling ramai. Mobil karya siwa SMK Muhammadiyah 2 borobudur, Magelang ini berkapasitas 150 cc. Ditambah dengan Body mobil yang exclusive semakin menambaht daya tarik pengunjung untuk menjajalnya.
Tak mau ketinggalan, mobil SangSurya jenis Double Cabin juga mempunyai daya tarik bagi pengunjung, Mobil yang juga karya murid-murid SMK Muhammadiyah 2 Borobudur ini berbahan bakar LPG. Mobil ini mampu menempuh jarak 40 KM dengan bahan bakar gas LPG 3kg. Tak hanya itu, mobil ini juga bisa di isi dengan bahan bakar minyak bensin. Mobil ini di bandrol dengan harga Rp 165 juta.
Namun mobil-mobil lain pun tak kalah menarik. Mobil dari PT. Auto Gas, Mobil Tawon menjadi mobil yang paling imut. Mobil berwarna biru tua yang akan menjadi taksi rakyat Sokoharjo ini berkapasitas 650cc. Mobil Tawon boleh bangga, karena saat ini, mobil Tawon adalah satu-satunya mobil buatan Indonesia yang sudah memiliki STNK.
Ketua Pameran Mobnas, Bambang Waluyo, mengatakan bahwa acara ini diselenggarakan dalam rangka even Simposium Nasional yang puncaknya pada hari Sabtu (25/02) yang mendatangkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.”Acara ini juga bertujuan untuk menunjukkan kreativitas anak didik bangsa,” Kamis, (23/02)
Dari segi kualitas, Bambang mengatakan bahwa saat ini mobil-mobil nasional masih dalam tahap pengembangan. Dukungan dari pemerntah juga sangat diperlukan untuk memajukan mobil-mobil nasional. “Sembilan puluh persen pembuatan mobil dibuat di Indonesia, hanya komponen listrik dan ban saja yang masih impor,” papar Bambang.
Dari kualitas, lanjut Bambang, sebenarnya kita tidak jauh dari produk asing. Mesin-mesin buatan Indonesia juga cukup bagus.
Sumber daya Manusia (SDM) juga tidak kalah dengan SDM asing. Namun saat ini justru SDM yang berkualitas menjadi tenaga bagi merk-merk otomotif terkemuka. Menurut bambang, mereka mampu membuat mesin-mesin yang bagus, hanya saja mereka bekerja untuk merk asing. “Jadi kalau kita melihat di perusahaan, mobil-mobil di Indonesia ini yang membuat ya orang Indonesia, jadi pemerintah harus melihat ini,” Tambah Bambang disela-sela acara. Untuk suku cadang, tambah bambang, kita memanfaatkan jaringan Esemka.
Pengunjung Pameran memberikan respon yang positif atas kehadiran mobil-mobil nasional. Banyak pengunjung yang langsung memesan mobil setelah pameran di buka. Hanya saja yang banyak dikeluhkan pengunjung pameran adalah masih banyak mobil yang belum memiliki STNK. Banyak mobil yang harus diuji agar layak pakai. “Sebenarnya jika pemerintah punya keinginan, loloskan dulu,” pangkas Bambang yang juga sebagai ketua Tim Riset Mobil UMS. [Wisnu].