Reporter : Ifah
Pabelan Online.com, UMS-Biro Konsultasi dan Pemeriksaan Psikologis (BPKPP) Fakultas Psikologi adakan pameran bertajuk batik merapi Balerante. Acara ini mengangkat tema “ Masyarakat Korban Erupsi Merapi Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten” yang bertempat di Hall Selatan Fakultas Psikologi, Sabtu (14/4).
Ketua panitia, Yuduf Nugraha menjelaskan pameran batik ini adalah salah satu agenda Community Development and Enterpreneurship oleh BKPP bekerja sama dengan Disaster Respon unit Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi).” Acara ini untuk pelatihan membatik agar korban tetap bisa berkreasi meski dengan keadaan yang serba terbatas,” jelasnya, Sabtu’(14/4).
Yusuf menuturkan jika acara ini sudah berlangsung selama sembilan bulan dan bekerja sama dengan Kampoeng Batik Laweyan.” Pelatihan ini sudah berlangsung selama sembilan bulan dan kurang lebih diikuti oleh dua puluh peserta. Tiap minggu kami bekerja sama dengan Batik Mahkota Kampoeng Batik Laweyan untuk pelatihan di Balerante,” tuturnya.
Yusuf juga menjelaskan pihak BKPP belum bisa memproduksi batik merapi secara luas karena terkendala dana. “Untuk pemasaran baru bisa mengandalkan pameran seperti yang dilakukan di Hall Selatan ini” jelasnya. Yusuf juga berharap adanya donatur yang bisa membantu pengembangan dan operasional agar pelatihan dan produksi bisa tetap berlangsung.
Peserta pameran batik, Atun, menuturkan proses pelatihan yang diikutinya tidak mengikutkan seluruh peserta selama sembilan bulan penuh.” Untuk tiga bulan pertama diadakan di Balerante dengan bayak peserta, setelah itu dipilih lima peserta terbaik yang natinya akan dilatih secara intensif di Kampoeng Batik Laweyan agar bisa membantu melatih di Balerante,”jelasnya, Sabtu (14/4).
Atun menambahkan roduk yang dihasilkan dari pelatihan tersebut antara lain taplak meja, bahan untuk kemeja, kerudung dan ikat kepala untuk pria.” Kami merasa senang dengan pelatihan membuat batik, selain untuk menambah pengalaman juga untuk meningkatkan kreativitas dan juga sebagai peluang usaha,” tutupnya.
Editor : DH