Reporter: Ayuk
Pabelan-Online.com, UMS-Pembayaran TOEIC (Test of English for International Communication) sebesar Rp 50.000 tiap kali revisi, mahasiswa merasa diberatkan dengan adanya pembayaran sebesar itu. Apalagi target yang harus dicapai untuk lulus ujian TOEIC mahasiswa harus mencapai skor minimal 400 point.
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), NS mengaku kebingungan dengan tes TOEIC yang diberikan karena sebelumnya tidak ada pelatihan dan tidak masuk dalam SKS.” Dulu tidak tahu kalau ada tes TOEIC dan ternyata ketika mengambil kartu ujian Saya kaget ada tes TOEIC. Bingung karena tidak masuk dalam sistem SKS dan point-nya minimal harus 400 point,” ungkapnya, Jumat(13/4).
NS menambahkan merasa kesulitan mengerjakan soal TOEIC dan menyayangkan ketika mengulang TOEIC harus membayar lagi.” Tesnya saja sulit, kenapa harus bayar lagi?” tambahnnya.
Namun hal itu dibantah oleh ketua Language Center (LC), Endang Fauziah menjelaskan skor 400 masih dirasa skor yang mudah dicapai dan masih dibilang mudah.” Perlu diketahui tes TOEIC itu nilai penuhnya 1000 point, bandingkan dengan target skor di UMS tahun lalu 450 point turun menjadi 400 point, itupun masih level elementary. Dilihat dari perbandingan itu skor 400 itu seberapa?” tegasnya, Rabu(11/4).
Endang menegaskan kemampuan bahasa Inggris diperlukan untuk bekal kerja.” English is important, penting untuk mahasiswa yang akhirnya akan mencari kerja, maka letter see harus melek huruf sebagai bekal kerja. Kemampuan bahasa inggris serta komputer diperkirakan juga kemampuan bahasa Mandarin akan diperlukan dimasa yang akan datang,” tegasnya.
Editor : DH