Oleh: Setyo Adhy Wicaksono
Seorang atlet pasti pernah merasakan yang namanya cedera, dan itu sangat mengganggu mobilitas dalam berolahraga. Kondisi yang prima sangat dibutuhkan seorang atlet untuk bisa menampilkan kemampuan yang maksimal dalam setiap pertandingan.
Maka seorang atlet perlu memiliki pengetahuan tentang penanganan cedera pertama yang baik. Cedera bisa dikelompokkan dalam 2 kelompok penyebab, yaitu: overuse injury dan traumatic injury. Overuse injury adalah cedera yang disebabkan karena gerakan yang berulang-ulang dan terlalu cepat. Traumatic injury adalah cedera yang disebabkan oleh adanya benturan atau gerakan yang melebihi batas.
Seorang atlet harus bisa membedakan antara kram, keceklik, strain dan sprain. Cedera jenis ini sangat banyak dijumpai dalam cedera olahraga. Penanganannya pun berbeda satu sama lain.
Dalam penanganan pertama keceklik, strain dan sprain kita bisa menggunakan prinsip RICE NO HARM,
P(protection)Â = Proteksi atau pelindungan adalah kondisi dimana atlet harus melindungi daerah cedera dari gangguan yang bisa memparah cedera.
R(rest)Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â = Istirahat merupakan kondisi tidak melakukan aktifitas apapun untuk daerah yang cedera, ini penting untuk kelangsungan daerah yang cedera.
I(ice)Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â = Es berfungsi untuk mengurangi pembengkakakn atau odema. Caranya gunakan kompres es selama 3-5 menit setiap sekali kompres atau hentikan pada saat kulit terasa kesemutan dan dilakukan setiap tiga jam sekali selama dua hari full atau saat pembengkakan berkurang.
C(compression) = Compress berguna untuk menghentikan aliran darah yang berlebih pada saat cedera serta mengurangi cedera.
Elevasi            = Elevasi ini adalah kondisi dimana daerah cedera harus lebih tinggi dari jantung, ini berfungsi untuk mengurangi aliran darah didaerah cedera dan juga untuk mengurangi pembengkakan.
Itu merupakan penanganan dalam cedera olahraga, adapun hal-hal yang tidak dibenarkan dalam menangani cedera yang baru, yang itu kita tidak boleh melakukan HARM, yaitu:
Heat                  = Hal yang panas-panas tidak disarankan melakukannya, karena ini akan meningkatkan aliran darah ke daerah cedera sehingga mengakibatkan pembengkakan yang parah.
Alkohol            = Meminum atau merendam daerah cedera dengan alkohol maka akan memperparah daerah cedera dan pembengkakan akan bertambah.
Running           = Jangan memcoba berlatih pada saat cedera, kondisi seperti ini akan memperparah cedera.
Massage           = Mindset pertama seorang atlet di Indonesia pada saat terkena cedera.
Cedera dibawa tukang urut atau pijet. Ini merupakan penanganan yang sangat tidak dianjurkan karena pijet pada cedera yang baru akan merusak jaringan yang sudah cedera dan ini akan memperparah cedera. Penyembuhannya pun tidak akan maksimal.
Inilah merupakan hal-hal yang tidak dibenarkan dalam penanganan cedera olah raga yaitu HARM, dan yang dianjurkan dengan menggunakan PRICE, tapi apabila atlet terkena kram atau spasme maka penanganan boleh menggunakan yang panas-panas bisa berupa balsem, counterpain dan lain sebagainnya.
Untuk pemulihan yang lebih maksimal, maka atlet disarankan mengunjungi fisioterapi. Penyembuhan yang baik membuat peforma bisa maksimal dalam setiap pertandingan. Do The Best.
Mahasiswa Semester tiga Progdi Fisioterapi FIK UMS