UMS,Pabelan-online.com — Pasca pergantian nama Jamaah Masjid Fathurrohman (JMF), yang sekarang berganti nama menjadi Lembaga Dakwah Mahasiswa dan Pengabdian Masyarakat (LDMPM) masih menyimpan polemik di dalamnya. Hal tersebut dikarenakan banyak anggota yang tidak setuju dengan pergantian nama dan pindahnya kesekretariatan ke kompleks griya mahasiswa.
Wahyu Ahmad, selaku ketua LDMPM menjelaskan permasalahan utamanya. Sebetulnya banyak yang tidak setuju karena ikhwan dan akhwat tidak bisa digabung. “Terlebih lokasi yang akan menjadi kesekretariatan yang baru lebih kecil dari sebelumnya,” jelasnya, Kamis (28/2).
Ia menambahkan lebih memilih format yang lama yaitu satu bangunan tapi besar. Kalau satu bangunan dan besar bisa dipakai untuk sekat sebagai hijab untuk pembatas antara ikhwan dan akhwat. “Selain itu semua anggota dan pengurus bisa ditampung,” tambahnya.
Ia berharap kader yang baru tidak hanya ingin dekat dengan masjid, tetapi juga semangat dalam berdakwah.”Semoga kader-kader yang baru selalu ingin dekat dengan masjid dan selalu bersemangat untuk berdakwah,tutupnya.
Menanggapi adanya masalah tersebut, Ibrahim selaku menteri Seni dan Budaya BEM-U memberikan keterangan bahwa tentang perpindahan kesekretariatan dan pergantian nama JMF seharusnya sudah ada komunikasi antara JMF dan universitas.” Seharusnya sudah ada kesepakatan antara kedua belah pihak, baik dari JMF maupun universitas agar tidak ada yang dirugikan,” terangnya, Jumat (1-3-2013).
Editor: IC