Reporter: Nur Rizqi Febriandika
Kendati jumlah pendaftar acara pelatihan Advokasi yang diadakan Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Syariah terbilang sedikit, hal tersebut tidak terlalu dipermasalahkan oleh pihak HMP. Pasalnya target yang ingin dicapai bukanlah dari segi kuantitas melainkan kualitas.
Hal ini diungkapkan Rahmat Hamzah selaku ketua panitia, ia juga menambahkan bahwa memang animo mahasiswa terhadap kegiatan semacam ini kurang begitu tinggi. Tahun lalu pun peserta yang berpartisipasi hanya sekitar 20 orang. “setidaknya dengan jumlah sedikit, lebih mudah diatur,” ujarnya, Rabu (8/5).
Ia juga menambahkan bahwa sampai saat ini pendaftar yang masuk masih dibawah angka 20. Acara ini lebih ditekankan kepada mahasiswa Fakultas Agama Islam, khususnya Syariah. Adapun mahasiswa non-FAI tetap diperbolehkan ikut jika berminat. “Salah satunya ada yang berasal dari Fakultas Hukum,” ujarnya.
Rizal Khairmawan, Mahasiswa Jurusan Syariah, mengaku bahwa sebenarnya ia sangat tertarik dengan keiatan tersebut, hanya saja ada beberapa faktor yang menjadi penghalang. Diantaranya adalah terkait waktu. Menurutnya, pemilihan waktu pelaksanaan acara ini terkesan mendadak dan kurang tepat. “minggu-minggu ini sedang banyak agenda,” ujarnya saat ditemui di asrama Shabran, Rabu (8/5).
Terkait waktu pelaksanaan sendiri, sebenarnya Rahmat telah memilih waktu wisuda pada tanggal empat Mei lalu. Hanya saja hal tersebut tidak diiizinkan oleh Wakil Dekan III FAI. Dengan pertimbangan, sebagai mahasiswa UMS paling tidak harus ikut memeriahkan acara wisuda yang telah diagendakan pihak UMS pada hari itu. “ Jadi terpkasa diundur,” ujarnya.
Lanjutnya, setelah melakukan pertimbangan akhirnya diputuskan bahwa acara tersebut akan diadakan pada tanggal sepuluh sampai dua belas Mei. Terkait lokasi ia sudah memilih Jumapolo, Karanganyar sebagai lokasi pelatihan. Dengan acara ini ia berharap dapat memberikan pemahaman terkait dunia advokasi bagi mahasiswa. “Semoga bisa menambah bekal mereka di kemudian hari,”ujarnya.
Editor: MK