Minggu, September 24, 2023
Pabelan Online
  • Warta
    • Ranah Mahasiswa
    • Liputan Khusus
  • Kilas Balik
  • Opini
  • Resensi
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Investigasi
  • Sanggar Foto
  • Sosok
  • Editorial
  • Wawancara
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
  • Warta
    • Ranah Mahasiswa
    • Liputan Khusus
  • Kilas Balik
  • Opini
  • Resensi
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Investigasi
  • Sanggar Foto
  • Sosok
  • Editorial
  • Wawancara
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Pabelan Online
No Result
View All Result
Home Opini

Mau Dibawa Kemana Laporan PPL Kami

23/11/2013
in Opini
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Dini Arfiani (Mahasiswa FKIP Progdi Bahasa Inggris Semester 7)

SEMESTER TUJUH, menjadi salah satu moment yang banyak memberikan makna bagi mahasiswa FKIP. Tuntutan untuk menjadi pendidik berkualitas mewajibkan mahasiswa semester tujuh FKIP mau tak mau harus menerima dirinya untuk mengabdi juga mengaktualisasikan ilmu keguruan dan kependidikan yang telah didapat enam semester belakangan selama dua bulan dalam rangkaian Program Pengalaman Lapangan (PPL).

Berbagai kegiatan baik pengajaran maupun persekolahan di sekolah yang seyogyanya dijadikan sebagai destinasi pengabdian diikuti satu demi satu oleh mahasiswa peserta PPL, ada yang memiliki niatan baik untuk mengabdi dan ikut mengambil alih kewajiban negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, namun banyak juga yang abal-abalan yang penting hadir, mengajar, menaati peraturan demi predikat A di Kartu Hasil Semester (KHS), macam-macam dan rupa-rupa apa yang ada di hati masing-masing peserta PPL.

Satu yang menjadi kesimpulan, niatan seperti apapun sepertinya tak akan menjadi masalah yang berarti bagi para dosen pembimbing dan para guru pamong, karena tak ada kolom khusus NIAT yang dijadikan sebagai indikator kelulusan mahasiswa. Barangkali beberapa menganggap niat memang tak terlalu penting, niat menjadi barang super abstrak yang hanya dapat dijamah oleh hamba dan Tuhannya dan karena enam indikator kelulusan sudah dapat mewakili penilaian PPL secara keseluruhan. Enam indikator kelulusan tersebut diantaranya; Persiapan dan Pelaksanaan Program Kerja, Praktik Persekolahan, perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pemebelajaran, Kompetisi Kepribadian dan Sosial, serta Laporan Akhir PPL.

Indikator terakhir, yang belakangan memunculkan masalah baru. Dalam buku pedoman PPL termaktub dengan jelas bahwa Penyusunan laporan PPL dibuat secara kelompok. Laporan dibuat minimal rangkap dua, satu laporan untuk sekolah mitra, satu untuk dosen pembimbing/ kantor PPL FKIP. Bukan menjadi masalah yang berarti jika satu angkatan PPL hanya menghasilkan satu maupun dua laporan saja sebagai bukti representatif bahwa satu angkatan telah mumtaz menjalankan misi terpelajar. Namun, akan jauh berbeda jika laporan tersebut dikalikan dengan banyak kelompok program studi yang tersebar di sekolah mitra. Jumahnya tentu tidak hanya satu dua rim kertas. Jika ditilik dengan hitungan matematis, satu mahasiswa PPL SEDIKITNYA akan menggunakan 100 lembar kertas untuk laporan, dengan jumlah mahasiswa PPL 1874 maka akan ada 187.400 lembar, kemudian dikalian dua (satu laporan untuk sekolah mitra dan satu yang lain untuk kantor PPL), total akan ada minimal 374.800 lembar atau 749.6 rim kertas. Ini angka minimal, belum lagi lampiran-lampiran yang melengkapi laporan agar terlihat lebih tebal dan berbobot, ambil saja 800 rim kertas sebagai pembulatan frontal sebagai akumulasi RPP yang direvisi setiap minggunya.

Dari PBB hingga UMS

Di saat masyarakat dunia melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sedang bergelut dengan global warming kemudian mengeluarkan Millenium Development Goals (MDGs) yang merupakan perjanjian berisi solusi atas delapan masalah besar di dunia, satu diantaranya adalah pengurangan emisi gas karbon. Disaat Indonesia juga sedang berikhtiar menjalankan misi MDGs sebagai konsekuensi dari penandatanganan perjanjian tersebut. Dan di saat Unversitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), almamater kebanggaan sedang berproses menciptakan green campus melalui konversi kertas parkir ke STNK, Edupark, green building system. Adalah sebuah hal yang sangat kontradiktif dengan apa yang ada ditataran birokrasi bawah. Laporan PPL menjadi salah satu hal yang paling bertentangan dengan sistem yang berangsur di bangun oleh kampus tercinta ini.

Fakta tentang Kertas

Umat manusia mengamini bahwa kerta merupakan barang yang sangat bermanfaat utamanya dalam  transfer informasi sebagai bagian dari budaya literasi. Di sisi lain penggunaan kertas yang berlebihan dan tidak bijak juga dapat menjadi penyebab ketidakseimbangan semesta. Bayangkan saja jika 800 rim kertas atau 2 ton kertas menghabiskan 800 batang pohon berusia 5 tahun. Memproduksi 1 ton kertas berarti memproduksi karbondioksida sebanyak 2.6 ton, ini setara dengan gas buang yang dihasilkan sebuah mobil selama 6 bulan. Fakta lain mengatakan, jika kita menghemat 1 ton kertas artinya kita mneghemat 400 liter minyak, 4.100 Kwh listrik dan 21.780 liter air.

Nasib Laporan PPL

AKREDITASI dijadikan alibi pengadaan laporan PPL dalam bentuk hardcopy, padahal kampus memiliki ruangan yang sangat terbatas untuk menyimpan gunungan laporan yang terus menggunung setiap tahunnya. Boro-boro untuk menyimpan laporan PPL, untuk kuliahpun mahasiswa FKIP harus menumpang ke fakultas tetangga. Tak ada pilihan lain selain “menjual” (jika pembaca tak berkenan dengan istilah meloakan) gunungan laporan PPL. Rp.24.000.000,00 (untuk harga 800 rim kertas laporan jika harga untuk satu rim Rp.30.000,00) enyah begitu saja tanpa ditelaah oleh para pembimbing. Lalu apa esensi yang didapat? Penghambur-hamburan uang saja. Sejatinya laporan merupakan manifestasi dari apa yang ada di akal dan di hati setiap peserta PPL sebagai hasil pengabdian selama dua bulan. Tak terhitung sudah berapa banyak hal yang harus disisihkan demi pengabdian tersebut. Lelah-lelah membuat laporan, pada akhirnya laporan tersebut jatuh ke tangan pengumpul dengan dihargai Rp.1.500,00 per kilogramnya. Aduhai! Malang nian nasib laporanku, kamu, dan kita.

Tags: PPL
Previous Post

LPM Pabelan Lantik 40 Anggota Baru

Next Post

FIK Tekuk FK Lewat Adu Penalti

Related Posts

Homesick, Perasaan Naluriah Mahasiswa
Opini

Homesick, Perasaan Naluriah Mahasiswa

by pabelan
19/09/2023
Gaya Hidup Frugal Living Penolong Mahasiswa
Opini

Gaya Hidup Frugal Living Penolong Mahasiswa

by pabelan
12/09/2023
Menjadi Mahasiswa Kupu-Kupu, Kunang-Kunang, Atau Kura-Kura?
Opini

Menjadi Mahasiswa Kupu-Kupu, Kunang-Kunang, Atau Kura-Kura?

by pabelan
04/09/2023
Apa Yang Perlu Dibanggakan Masuk Universitas Ternama?
Opini

Apa Yang Perlu Dibanggakan Masuk Universitas Ternama?

by pabelan
10/08/2023
Pendidikan : Tujuan Negara Indonesia yang Masih Memprihatinkan
Opini

Pendidikan : Tujuan Negara Indonesia yang Masih Memprihatinkan

by pabelan
21/07/2023
Next Post
FIK Tekuk FK Lewat Adu Penalti

FIK Tekuk FK Lewat Adu Penalti

Premium Content

Tingkatkan Keamanan, UNS Terapkan Pembatasan Jam Malam

Tingkatkan Keamanan, UNS Terapkan Pembatasan Jam Malam

27/06/2023
MMC Penuhi Standard Co-Ass Mahasiswa FKG

MMC Penuhi Standard Co-Ass Mahasiswa FKG

09/06/2014
The winner Is?

The winner Is?

28/10/2015
Pabelan Online

© Copyright - LPM Pabelan 2023

Profil LPM Pabelan.

Navigasi

  • Cara Mengirim Tulisan
  • Home
  • REDAKSI Pabelan-Online 2023
  • Struktur Pengurus LPM Pabelan Periode 2023
  • Warta
  • Tentang LPM Pabelan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Headline
  • Warta
    • Liputan Khusus
    • ranah mahasiswa
  • Kilas Balik
  • Opini
  • Resensi
  • Sastra
    • Puisi
    • Cerpen
  • Sanggar Foto
  • Sosok
  • Editorial
  • Investigasi
  • Wawancara
  • Gaya Hidup
  • Cara Mengirim Tulisan

© Copyright - LPM Pabelan 2023

Profil LPM Pabelan.