Reporter : Taufik
Pabelan Online-UMS Gubernur BEM Fakultas Psikologi periode 2015, Rigel Ernando terpilih melalui sistematika pemilihan musyawarah oleh mahasiswa. Mengenai isu-isu yang berkembang selama ini tentang adanya intervensi pemilihan gubernur dipilih langsung oleh jajaran Dekanat terjawab sudah.
Sistematika pemililihan yang seharusnya melalui media pencoblosan diganti dengan sistem musyawarah. Langkah ini diambil atas dasar tinjauan kembali dari pemilihan tahun-tahun sebelumnya yang kurang maksimal dalam melibatkan mahasiswa Psikologi. Mereka urung terjun langsung menggunakan hak suaranya. Peserta musyawarah pemilihan gubernur tersebut terdiri dari berbagai perwakilan mahasiswa dari beberapa Ormawa atau UKM F, ketua dari setiap angkatan dan perwakilan dari semua civitas akademik Fakultas Psikologi, sedangkan panitia pemilihan terdiri dari pengurus BEM sebelumnya. (Independen). “Panitia pemilihan memang dari Internal pengurus BEM sendiri tetapi mereka benar-benar Independen disana”, jelas Rigel
Rigel menjelaskan mahasiswa umum masih belum bisa berpartisipasi aktif dalam pemilwa. Dan meskipun dengan pencoblosan, hal itu tidak memberi jaminan kapasitas terbaik dari calon gubernur, sehingga dengan bermusyawarah justru lebih bisa menemukan calon yang lebih kompeten. “Jumlah mahasiswa psikologi hampir mencapai 1000 mahasiswa, saya lihat dari dua tahun sebelumnya tidak lebih dari 200 orang yang mencoblos, atas dasar itu WD III menginginkan pemilihan gubernur menggunakan metode musyawarah saja,”
Wakil Dekan III Fakultas Psikologi, Aad Satria Permadi menjelaskan sistem pemilihan Gubernur BEM Psikologi memang harus dilakukan musyawarah meskipun pada musyawarah pertama tidak menemui titik temu, bahkan sampai Gubernur BEM sebelumnya meminta pemilihan ini di serahkan pada pihak dekanat untuk memilih langsung calon gubernurnya. “Setelah pada musyawarah pertama chaos Gubernur BEM yang sebelumnya meminta kami untuk Intervensi memilih langsung siapa gubernurnya, tapi kemudian kami mengusulkan lagi kepada mahasiswa untuk diadakan musyawarah kembali sampai terpilih gubernurnya,” terang Aad, kamis (26/2).
“Pada awalnya memang pemilihan gubernur akan di ambil alih oleh Wakil Dekan III ketika pada musyawarah pertama terjadi chaos. Tetapi kami dari temen-teman BEM dan juga ketua angkatan kala itu mendapat arahan dari WD III untuk mengadakan musyawarah lagi,” ujar Rigel, rabu (25/02).
Editor : [PWDR]
Baca berita lainnya, Lelah Menunggu Ormawa UMS Ajukan 8 Pernyataan, Klik Disini!