Oleh : Mustaq Zabidi*
Keberadaan Pers mahasiswa menjadi sebuah motor penggerak bagi mahasiswa yang kritis terhadap persoalan kampus. Isu-isu yang menyangkut kehidupan masyarakat kampus mulai dilacak dan diangkat dalam berbagai corak pandang mahasiswa. Mulai dari isu plagiasi yang melibatkan oknum dosen hingga persoalan klasik mengenai hak-hak mahasiswa. Semua persoalan yang ada dirangkum dalam bingkai nalar pikir kritis mahasiswa yang menarik. Sehingga, persoalan kampus yang terkesan absurd lebih bisa diketahui dan dipahami oleh banyak mahasiswa.
Kebangkitan Pers mahasiswa harus dimaknai sebagai upaya pencerdasan publik. Memberikan wacana edukasi yang mendidik, transparan dan relevan terhadap persoalan kampus. Tidak hanya itu, persoalan pendidikan dan jaminan kesejahteraan mahasiswa yang menyangkut hajat hidup masyarakat kampus juga perlu untuk disejajarkan. Supaya, tiadanya tumpang tindih yang saling memberatkan bagi mahasiswa dan kampus.
Memaknai Pers mahasiswa hari ini perlu disinkronkan dengan momentum hari kebangkitan nasional beberapa hari yang lalu (20/05). Ada titik kesamaan dalam memaknai momentum tersebut. Pertama, persoalan isu negara mengenai harga minyak yang diserahkan oleh mekanisme pasar selaras dengan persoalan kampus yang menyerahkan kepentingan akademik pada kepentingan pasar. Seperti halnya, penghapusan Jurusan Ushuludin dengan konsentrasi Perbandingan Agama yang dirasa tidak menjadi daya tarik bagi mahasiswa. Dilenyapkan begitu saja, karena dirasa tidak laku dimata pasar sehingga tidak menguntungkan bagi kampus. Bukan untuk mencari solusi bagaimana mahasiswa tertarik dengan konsentrasi tersebut. Ini artinya, mekanisme pasar juga berlaku di lingkungan kampus.
Kedua, persoalan hak sosio-politik rakyat amat persis dengan persoalan hak sosio-politik mahasiswa. Seperti halnya, pemenuhan hak rakyat untuk mendapat perlakuan yang baik dari negara terkait dengan kesejahteraan dan sebagainya. Sama persis halnya, dengan persoalan kepentingan mahasiswa yang menyangkut hak mahasiswa sebagai warga masyarakat kampus yang dikebiri oleh pihak kampus.
Dari dua persoalan diatas, bisa dirumuskan bahwa persoalan intern kampus perlu untuk dilakukan upaya pembenahan yang berarti. Selain itu, hadirnya Persmahasiswa dirasa menjadi harapan sekaligus penyambung nafas hidup mahasiswa yang dirasa sangat sakti. Upaya untuk memunculkan kesaktian Pers mahasiswa harus digalang bersama dari segenap elemen mahasiswa. Hal ini, sudah lama dirindukan oleh banyak kalangan, baik aktivis mahasiswa maupun mahasiswa umum.Terkhusus, dalam upayanya memberikan segenappemberitaan mengenai isu kampus yang elegan. Kalau boleh dikata, darimana mahasiswa melihat, mendengar, dan mengerti persoalan isu kampus ?, Pers mahasiswa lah yang menjadi tumpuannya. Maka dari itu, Pers mahasiswa perlu menjadi alat kejayaan bagi kepentingan mahasiswa. Sekaligus menjadi modal awal dalam membangkitkan semangat kaum intelektual yang kritis-realistis dan kritis-transformatif.
Minat Mahasiswa
Keterlibatan mahasiswa dalam menyalurkan gagasan pola pikir yang kritis sangat dibutuhkan bagi terciptanya persebaran pengetahuan yang luas di kampus. Sangat diharapkan sekali peran dari mahasiswa dalam memberikan sumbangsih ilmu kepada mahasiswa lain demi misi pencerdasan publik. Pers mahasiswa telah menyediakan pos-pos penting bagi mahasiswa umum untuk berkiprah kritis melalui kolom wacana (opini). Kolom opini mahasiswa yang menjadi ruang rubrik mahasiswa disediakan dengan bebas bagi mahasiswa yang peduli dengan persoalan isu kampus. Namun, upaya tersebut belum memperlihatkan antusias yang wah dari mahasiswa umum untuk menggarap persoalan kampus secara bersama.
Dari kacamata inilah, bisa dilihat bagaimana Pers mahasiswa bekerja kalau tiadanya partnerdari mahasiswa umum untuk meramaikan kontestasi pemikiran. Bisa dikatakan, Pers mahasiswa hanya menjadi seremonial dari aktivitas pemberitaan tanpa adanya muatan gagasan lebih dari mahasiswa. Sangat disayangkan sekali, apabila mahasiswa yang mengaku sebagai aktivis gerakan mahasiswa dan sebagainya terlihat abai dalam memandang Pers Mahasiswa sebagai sesuatu komponen yang kecil dan tidak punya daya greget yang besar.
Maka, tidak ada salahnya kaum mahasiswa untuk memiliki andil besar dalam memberikan pemahaman wacana politik, advokasi dan sebagainya terhadap mahasiswa umum. Kalau boleh dibilang, ada ratusan mahasiswa yang hari ini belum merasakan nikmatnya fasilitas kampus dan masih ada ribuan mahasiswa yang disekat hak-haknya sebagai mahasiswa. Siapa yang akan memperjuangkan kepentingan mereka, kawan…?! Siapa yang selama ini mengaku menjadi garda terdepan dalam pembelaan kaum tertindas…?! jika itu kalian, maka memilihlah jalur peduli untuk memperbaiki tatanan kampus yang tidak suci ini.
*Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS