Reporter : Pradhita Wisnu D Rahmawan
UMS-Seakan telah lama tenggelam dan kurang efektif dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk Indonesia, Presiden Joko widodo (Jokowi) sarankan program Keluarga Berencana (KB) digalakkan kembali.
Dilansir dari kompas.com Selasa (29/9/2015), Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty mengungkapkan alasan gagalnya Program KB. Menurutnya angka kematian ibu hamil dan melahirkan yang seharusnya turun sesuai proyeksi malah mengalami peningkatan. “Harusnya turun dari 228 orang menjadi 112 orang justru malah meningkat menjadi 359 orang per 100.000 kelahiran hidup,” ucapnya Selasa (29/9/2015).
Angka tersebut berbanding lurus dengan kenaikan angka kematian bayi yang harusnya turun sesuai target Millennium Development Goals (MDGs). “Berarti target MDGs tidak tercapai,” tambahnya.
Surya menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan indikasi gagalnya program KB. Jokowi juga menekankan digalakkannya lagi Program KB.
Bonus Demografi
Ia mengungkapkan pemerintah telah bersiap mengahadapi bonus demografi yang puncaknya pada tahun 2025-2045 dengan pencanangan Program KB kembali. Bonus demografi adalah masa ketika usia penduduk sebuah negara diantara 15-64 tahun melebihi 50 persen.
“Kalau mereka yang berusia kerja tidak berkualitas, tidak berkompetensi, tidak berkarakter, maka apa yang diramalkan oleh Bung Karno dulu, akan menjadi bangsa kuli,” ujarnya.
Surya menambahkan pihaknya telah membentuk berbagai program untuk mengatasi persoalan ini. Diantara program yang telah dibentuk adalah peresmian kampung KB di Jawa Barat (Jabar), pemberian materi lewat pembinaan keluarga sejahtera, kampanye membina anak dan kampanye untuk manjadi orang tua hebat dalam 1000 hari kehidupan pertama.
Editor : [AA]