UMS, Pabelan-Online.com – Program Studi (Prodi) Diploma 3 (D3) Fisioterapi kedatangan assesor untuk menilai dan mengukur kapasitasnya terkait pengakreditasian pada tanggal 6-8 Maret lalu. Namun tim assesor bukan lagi dari Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT) melainkan dari Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM PT KES).
Ditemui di kantor kerjanya, Kepala Program Studi (Kaprodi) Fisioterapi, Isnaini Herawati berharap bisa mendapatkan hasil yang baik. Sebelumnya Prodi D3 Fisioterapi memiliki Akreditasi B. Ia mengaku sudah berusaha maksimal untuk meningkatkan akreditas. “Untuk hasil saya belum berani komentar. Yang penting bahwa kita semua berdo’a semoga hasil lebih baik daripada yang kemarin,” ujarnya (10/03/2016).
Sarana dan Prasarana Menjadi Kendala
Salah satu penilaian yang dijadikan tolak ukur dalam pengakreditasian yaitu visitasi lapangan. Namun, Isnaini mengaku masih banyak kekurangan yang menjadi kendala dalam visitasi lapangan. Pertama, Sumber Daya Manusia (SDM) terbatas sehingga menjadi kendala besar. Kedua, kendala sarana dan prasarana. “Tahu sendiri kan kantor fisioterapi hanya sekian. Kelas kita terbatas, laboratorium terbatas. Sebenarnya kalau kita mau bicara yang ideal, ya itu harus terpenuhi. Tapi so far kita masih bisa memaksimalkan kondisi,” akunya.
Seorang mahasiswa Prodi Fisioterapi Fitri Handita optimis jika akreditasi fisioterapi tidak akan mengalami penurunan. “Kalau ketakutan sih nggak ya, kita optimis sih. Kalau bisa ya A,” ujarnya, Kamis (10/3/2016).
Di sisi lain, Abdur Rafi Fajar Saukhi mengungkapkan bahwa adanya akreditasi prodi dapat menjadi bahan evaluasi. “Akreditasi ini bisa mengetahui pelajaran yang dosen-dosen pelajari itu sampai di mana nilai-nilainya,” tuturnya, Kamis (10/3/2016).
Penulis: Reporter Prince Victory S
Editor: Aisyah Arminia