UMS, Pabelan-Online.com – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Manristek-Dikti) Mohammad Nasir, menekankan bahwa universitas harus mencari terobosan dan inovasi lebih baik agar mampu meningkatkan kualitas pendidikan di era globalisasi.
Seperti di kutip dari republika.co.id, Nasir menyatakan untuk memasuki pasar ASEAN, kualitas dan daya saing menjadi hal yang paling menentukan. Tenaga kerja terampil dan memiliki daya saing tinggi akan menjadi pilihan utama. Oleh karena itu universitas harus melakukan inovasi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan menghasilkan SDM yang memiliki daya saing tinggi.
“PT tidak hanya lagi sekedar berjalan (menjalankan kegiatan kuliah-red) tapi harus cari terobosan baru agar meningkat lebih baik,” kata Nasir.
Nasir juga menyoroti jumlah publikasi Perguruan Tinggi (PT) Indonesia yang masih dianggap rendah. Ia menambahkan PT harus berkontribusi dalam meningkatkan riset.
“PT juga harus memperhatikan jumlah dosen yang berkualitas. Kalau ada yang belum doctor ya harus jadi doctor,” ungkapnya ketika hadir dalam Dies Natalis Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ke-56, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Senin (14/3/2016).
Menristekdikti melalui website resminya ristekdikti.go.id pada tanggal 3 Februari 2016 lalu, telah merilis surat keputusan (SK) Menristek tentang Klasifikasi dan Pemeringkatan Perguruan Tinggi di Indonesia tahun 2015 nomor 492.a./M/KP/VIII/2015.
Pada hasil rilis SK tersebut menempatkan UMS di urutan 41. Dengan uraian klasifikasi yang dimiliki UMS yaitu kualitas SDM (2.62), kualitas manajemen (3.5), kualitas kegiatan mahasiswa (0.0), kualitas penelitian dan publikasi (1.4). Klasifikasi UMS tersebut menghasilkan total skor 2.234 dan harus puas duduk di posisi 41 atau pada cluster 2 dari 3320 PT yang terbagi dalam 5 cluster. Dengan hasil dan pernyataan Menristekdikti mengenai perlunya universitas mencari terobosan, bagaimana dengan inovasi yang akan dilakukan UMS kedepan?
Penulis: Reporter Verlandy Donny Fermansah
Sumber: republika.co.id