UMS, Pabelan-Online.com – Pondok Hajjah Nuriyah Shabran (HNS) belum pernah direnovasi sejak tahun 1991. Hal tersebut berdampak pada drainase yang tidak mampu mengatasi banjir dan kondisi pondok yang semakin usang.
Menurut Pembina Pondok HNS, Muthoharun Jinnan, terendamnya Shabran Timur diduga karena drainase yang tidak mampu mengimbangi dampak pembangunan di sekitar lingkungan pondok. Pesatnya pembangunan jalan di sekitar pondok membuat permukaan tanah Shabran Timur lebih rendah dibandingkan permukaan jalan di kampong tersebut. Hal tersebut membuat limpahan air hujan turun ke pondok dan mengakibatkan banjir. Kopel 9 hingga 12 yang berada pada tanah paling rendah akhirnya terendam banjir. “Empat kopel yang paling rendah akhirnya yang terendam dari 12 kopel,“ terangnya, Kamis (2/6/2016) petang.
Selanjutnya, Jinnan akan melaporkan kejadian tersebut dan kemudian mengajukan permohonan perbaikan drainase Shabran Timur. Ia berharap, permohonan tersebut segera diproses demi kenyamanan santri yang berada di Shabran Timur.
“Sayangnya permohonan perbaikan bisanya diproses terlambat, dan tidak menyeluruh seperti perbaikan toilet yang sudah diperbaiki, tapi pintu (toilet-red) tidak diperbaiki. Padahal seharusnya sekalian,” tambahnya.
Jinnan berharap, Pondok HNS dapat direnovasi fisik secara menyeluruh. Hal tersebut mengingat kondisi pondok yang sudah using dan belum menerima renovasi sejak tahun 1991.“Seperti pagar yang sudah tidak layak, selama ini hanya perbaikan kecil dan mengecetan,” tutupnya.
Reporter: Verlandy Donny Fermansah
Editor: Metanisa Rofi Hamtina