UMS, Pabelan-Online.Com – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM U) menegaskan bahwa pihak mereka (BEM U-red) membuka peluang kritik secara lebar demi kepentingan mahasiswa. Beredarnya pamflet dan surat kaleng yang mengatasnakaman mahasiswa beberapa hari lalu membuat BEM U tidak tahu harus bertindak seperti apa.
Selaku Presiden Mahasiswa (Presma), Ichwanuddin Buchori,mengatakan bahwa sebenarnya BEM U membuka peluang kritik secara lebar, asalkan mempunyai data-data yang jelas dan menggunakan mekanisme yang jelas.
Mahasiswa yang ingin menyalurkan aspirasinya bisa melalui Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). Atau berbicara secara langsung dengan Presma ataupun Wapresma asalkan memiliki kritikan yang bersifat membangun dan untuk kepentingan mahasiswa bersama.
“Tapi kalau hanya mengatasnamakan mahasiswa, bahkan tanpa data seperti ini, BEM U tidak tahu harus bertindak seperti apa,” jelasnya, Kamis (25/8/2016).
(Baca: BEM U Tanggapi Rumor Mahasiswa Menggugat )
Sependapat dengan Ichwan, Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma), Syauqi Sifaur Rahman, mengungkapkan bahwa BEM U tidak anti kritik. Mengenai surat kaleng yang menyebar di media sosial seharusnya koordinator menampakkan diri agar dapat diajak berdialog bersama. “Kalau seperti ini, jalan satu-satunya hanyalah dengan klarifikasi melalui media,” ujar Syauqi, Kamis (25/8/2016).
Ikut menanggapi, Gubernur BEM Fakultas Psikologi, Wisnu Wijaya Putra, mengungkapkan bahwa mengkritik dengan cara menulis surat kaleng maupun menempel pamflet tidak seharusnya dilakukan karena kurang efektif. Hal tersebut memberikan pembelajaran yang tidak baik mahasiswa lain untuk memunculkan ketidakpercayaan kepada BEM U. “Seharusnya ada pendekatan secara persuasif seperti forum bersama,” ujar Wisnu, Jumat (26/8/2016).
Penulis : Metanisa Rofi Hamtina
Editor : Ratih Kartika