Aku mencintaimu, Emelie. Maafkan aku
Mathias terdiam dan terbatuk. Suaranya terdengar sangat lembut.
Maaf, aku sudah menyimpan kebohongan besar di balik sucinya persaudaraan kita. Awalnya, aku menolak perasaan itu, karena aku tak mau timbul noda dalam hubungan kita. Namun, perasaan itu datang tanpa kendali dan terus berkembang hari demi hari, hingga aku tak lagi dapat mengontrol diri saat berada dekatmu.
“Aku membencimu, Mathias,” ucap Emelie lirih dalam isaknya.
Ingatkah kamu saat kita berkeliling Alexander platz untuk mengobati kesedihanmu? Karena Henry yang memutuskanmu tanpa sebab?
kamu bertanya hal-hal aneh yang membuatku takut saat itu―mulai dari tipe gadis ideal, dan semua gadis masa laluku. Aku tak mengerti mengapa kau bertanya hal tak penting itu, namun satu hal yang sangat ku sesali, dan kamu menangkapnya.
aku memang berbohong saat itu.
“Firasatku, kamu memang berbohong, Mathias… entah mengapa, aku memang merasa kamu berbohong saat itu… saat ku tanya tentang perasaanmu padaku…”
Aku tak peraya jika kamu begitu berani, dengan ucapanmu.
Aku juga menyukaimu Emelie, bahkan lebih dari yang kamu tahu…
Maaf. Bukan maksudku untuk berbohong. Hanya saja, aku tak ingin membebanimu dengan penyakitku kelak.
Karena lambat laun, penyakit ini akan membunuhku.
Emelie… Janganlah kamu memanipulasi segalanya dan membalikkan fakta yang ada―hanya turut mengikuti apa yang bibir inginkan, bukan hatimu… itu tidak baik. Jika kamu melakukannya, maka kamu akan terjebak sepertiku.
***
Bersambung…
Penulis adalah Ika keysa. Penulis dapat dihubungi di akun @envychy_oxy dan facebook ikakeysa
Pengen kayak Ika keysa?
Yuk nulis!
Cerpen atau puisi maks. 5000 karakter, bukan plagiat atau mengandung sara dan tidak ada unsur kekerasan ataupun pornograf, belum pernah dipublikasikan dimanapuni. Cerpen atau puisi yang masuk hak milik perusahaan.
Kirim cerpen ataupun puisi ke [email protected]