UMS, Pabelan-Online.com – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Wejang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) gelar pertunjukan Semar Gugat di Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta, Senin (3/10/2016). Penampilan tersebut mengangkat tema Kontemporisasi Budaya Menumbuhkan Sikap Apresiasi Terhadap Seni dan Sastra untuk Khalayak Bebas.
AnggotaTeater Wejang, Joko Nursyafaat, mengatakan bahwa pertunjukkan Semar Gugat mengandung unsur politik. Namun, ketika pertunjukkan dipentaskan ada umpan balik dari khalayak ramai terhadap sistem. “Memang kalau secara isi, kita berbau tentang politik, tapi kita sendiri bukan bertendensi ke politiknya,” tuturnya, Rabu (5/10/2016).
Pertunjukkan Semar Gugat menceritakan tentang Tokoh Semar yang dikemas dalam bentuk teater. Dengan genre yang berbeda dengan tradisi yang tidak menggunakan pakem wayang.
Cerita Semar Gugat berawal dari Srikandi yang meminta seserahan yang tidak lazim kepada Arjuna. Seserahan tersebut berupa pemotongan kuncung Semar. Pemotongan kuncung Semar dilakukan pada saat pernikahan dilaksanakan yang disaksikan para undangan. Semar merasa terhina dan pergi ke kahyangan bersama Bagong untuk menemui Batara Guru.
Pesan moral dari teater tersebut adalah tentang manusia yang pasti mencari kekuasaan dalam hidupnya. “Semar melakukan protes atau banding dengan dewa – dewa yang lain, meminta sebuah kekuasaan karena tidak terima lucunya d potong Arjuna. Ini sesuai dengan alur politik Indonesia saat ini,” tambah Joko.
Penulis : Bilqis Qonita Octaviana, Berlina Suryani, Feriyanto Setiawan
Editor : Pipit Ernawati