Dalam satu forum yang mempertemukan antara generasi tua dan muda seringkali terjadi perseteruan. Di beberapa kejadian di satu organisasi terlihat generasi tua ngotot memperlihatkan masukannya. Namun yang muda tak kalah ngototnya. Sejurus kemudian terjadilah perdebatan. Meskipun wajar, di beberapa kesempatan membuat generasi muda merasa minder dan inferior terhadap yang tua.
Generasi tua dan generasi muda tentu saja berbeda persepsi dan pandangan ihwal berjalannya roda organisasi. Alumni mempunyai pandangan yang matang karena telah mentas dari medan perangnya. Sedangkan pengurus terkini mempunyai problematika yang berbeda dan sedang diuji melalui medan perangnya. Dua pihak ini jelas mempunyai pemahaman terhadap realitas yang berbeda.
Realita yang dulu dan realita yang kini berlawanan. Yang tua berkata seharusnya, berdasar pengalamannya. Sedangkan yang muda berkata seadanya sesuai kemampuan dan imajinasi mereka terhadap solusi dari masalah yang mereka hadapi.
Hal ini jamak terjadi dalam dinamika organisasi, dimanapun. Ini merupakan sebuah keniscayaan. Keniscayaan bila yang tua berujar yang seharusnya. Mereka yang membuat sejarah dan membuat para pengurus terkini ada. Dan itu juga yang harus dimafhumi pihak muda. Namun, yang tua pun mesti paham, akan datang waktunya dimana anak nantinya akan meminta kunci pintu depan rumah tatkala bertambah dewasanya. Dan itu yang mesti dipahami mereka kala waktunya tiba.
Penulis adalah Muhammad Taufik. Mahasiswa Fakultas Psikologi UMS.