Benarlah permisalan dari seorang teman. Jika temanmu penjual minyak wangi, kau akan turut harum, mewangi kasturi. Pun jika temanmu pandai besi, jika tidak terkena percik api, bau sangit sudah pasti membersamai. Lantas, bagaimana jika temanmu mahasiswa jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta? Mungkin, kau akan bersama-sama menyusun Smarty (Smart Security), sistem keamanan sepeda motor dengan sistem kontrol Arduino berbasis smartphone Android yang dapat mencegah tindak kejahatan pencurian motor yang kian marak di masyarakat.
Dipaparkan Dendy Pratama, cara kerja Smarty dilengkapi dengan tiga protector. Perlindungan dengan alarm jika motor dicuri paksa dengan getar alarm juga pesan oleh Smarty kepada pemilik bahwa motor sedang dicuri, perlindungan dengan mematikan atau menghidupkan kontak dengan cara mengirim pesan kode tertentu, serta perlindungan dengan mengirimkan titik koordinat lokasi motor yang memudahkan pemilik mengetahui posisi motornya. Menambahkan, Dendy juga menjelaskan bahwa secara garis besar alat ini tersusun atas sistem mikrokontroler (Arduino Mega, Sensor Getar, Bluetooth HC-05, modul GPS, dan modul GSM). Smarty juga menggunakan dimensi yang lumayan kecil dan dapat dipasang di bagian bawah motor.
Rintangan di Perjalanan
Meski Smarty kini sudah pasti menjadi incaran karena jaminannya menjaga keamanan kendaraan bermotor, bukan berarti sekawanan yang tergabung dalam tim PKM-KC ini tak menemui kendala. Kendala sempat datang ketika mereka ingin membuat program yang sesuai dengan keinginan seperti motor yang berpindah tempat menggunakan pengontrol Arduino dengan GPS, atau motor yang terpaksa kuncinya dirusak yang lantas membunyikan alarm oleh pengontrol Arduino sebagai bahan percobaan. Hambatan lain adalah tantangan untuk membuat Smarty sekecil mungkin hingga cocok dipasang di segala kendaraan bermotor.
Selain diakui sulit mengumpulkan anggota yang mempunyai kesibukan masing-masing, juga pembagian waktu antara PKM dan kuliah, tak lantas membuat kawanan ini berhenti berkarya. Mereka bahkan merasa kemampuan di bidang kepenulisannya kian bertambah, menambah relasi, juga dapat belajar cara kepemimpinan. “Kalau lolos PIMNAS, kita bisa keluar kota dengan gratis,” tambah Dendy.
Digawangi dari tugas akhir Tri Mulyadi, juga saat maraknya pencurian kendaraan bermotor di area kampus dan sekitarnya, bersama dengan tim yang beranggotakan Dendy Pratama, Denisson Arif Hakim, Eko Didik Febriyanto dan Raih Wisesa, mereka menyempurnakan penyusunan Smarty ketika mengikutsertakannya dalam ajang tahunan nasional PKM 5 bidang oleh Kemristekdikti. Masing-masing anggota memiliki jobdesk seperti publikasi, desain alat, pengujian alat, pemrograman alat serta analisis data di bawah bimbingan dosen pembimbing Umi Fadhillah.
Terhadap Smarty, kawanan ini berharap agar ke depannya Smarty dapat digunakan oleh semua orang yang memiliki kendaraan bermotor dan menerapkan cara kerja Smarty di mobil. Tak cukup sampai di situ, mimpi bekerjasama dengan perusahaan motor untuk mengembangkan pasar Smarty ke masyarakat yang membutuhkan, masihlah terbentang. Kini, kelimanya sedang berkemas untuk berangkat ke Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) di Makassar tanggal 23-28 Agustus 2017. Wah, semoga pulang membawa medali dan penemuannya dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Reporter: Zulfa Rahmatina