Mahasiswa memiliki kesibukan beragam bergantung pada jurusan yang ditempuhnya. Menurut penelitian yang dilakukan Suci dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta pada 2011 lalu mengemukakan bahwa semakin tinggi aktivitas mahasiswa maka semakin banyak energi yang dibutuhkan untuk beraktivitas. Akan tetapi, hal ini tidak diimbangi dengan waktu senggang yang dimiliki. Jajanan yang digoreng seringkali menjadi jajanan alternatif sekaligus pengganti makan bagi mahasiswa.
Beberapa fakultas di Universitas Muhammadiyah Surakarta mencari celah dalam mengatasi kesibukan mahasiswa dengan adanya kantin kejujuran. Kantin ini disebut kantin kejujuran karena pembeli langsung menaruh uang dalam tempat yang tersedia. Kantin kejujuran menyediakan berbagai jajanan yang didominasi dengan makanan yang digoreng. Kurang wawasan dan rendahnya kesadaran mahasiswa dalam memperhatikan asupan makan turut andil terhadap kesehatannya. Tingginya kesibukan mahasiswa tidak jarang menjadi alasan mahasiswa makan sembarang dengan dalih “yang penting kenyang”.
Celakanya, mahasiswa—yang notabene orang Indonesia— akan sulit kenyang jika tidak mengonsumsi nasi, hal ini berefek pada meningkatnya jumlah gorengan yang dikonsumsinya. Hal tersebut berbanding lurus terhadap peningkatan kadar lemak jahat dalam tubuhnya. Menurut Muchtadi dalam buku berjudul Kesehatan Pangan dan Jantung tahun 2013 mengatakan bahwa makanan yang digoreng menggunakan minyak goreng yang diulang-ulang dapat mengakibatkan kadar lemak jahat hingga berujung Penyakit Jantung Koroner.
Dewasa ini Penyakit Jantung Koroner cukup menempati urutan teratas sebagai pembunuh mematikan di dunia. Penyakit Jantung Koroner disebabkan karena adanya lemak yang menempel pada pembuluh darah jantung. Timbunan lemak pada dinding pembuluh darah jantung atau disebut atherosclerosis menyebabkan sumbatan sehingga menghambat aliran darah ke jantung. Timbunan lemak pada Penyakit Jantung Koroner atau disingkat PJK dikaitkan erat dengan peran lemak jahat.
Kadar lemak jahat atau kolesterol LDL yang terlalu tinggi dalam darah disebabkan karena konsumsi makanan berlemak tinggi. Makanan berlemak tinggi banyak terdapat dalam makanan yang digoreng ataupun langsung dari bahan makanannya, contohnya daging ayam broiler atau ayam potong. Ayam potong diketahui memiliki kadar lemak jahat cukup tinggi disamping pengolahan ayam broiler yang mayoritas digoreng sehingga menaikkan kadar lemak jahat pada tubuh.
Sayangnya, warung makan yang berjejer sepanjang lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta umumnya menjual produk olahan ayam. Produk olahan ayam tersebut umumnya produk ayam yang digoreng seperti ayam kremes, ayam penyetan, ayam geprek, dan sebagainya. Menjamurnya warung makan olahan ayam di sekitar kampus dikarenakan ayam merupakan makanan yang mudah diolah dan disukai oleh semua kalangan. Rata-rata penjual makanan produk olahan ayam menggunakan ayam potong. Harga jual yang relatif ramah di kantong, menjadikan menu makanan olahan ayam cukup diburu menjelang jam makan atau jam istirahat disamping penyajiannya yang cepat.
Pada dasarnya lemak dibutuhkan oleh tubuh karena berperan dalam pengaturan hormone tubuh tetapi dalam jumlah tertentu. Kadar lemak tidak akan meningkat jika konsumsi makanan berlemak tinggi seperti makanan yang digoreng dibatasi jumlahnya. Selain karena penggunaan minyak yang berulang-ulang, peningkatan kadar lemak jahat juga disebabkan karena kandungan lemak pada setiap bahan makanan. Setiap bahan makanan memiliki kandungan yang berbeda untuk masing-masing zat gizi, seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Biasanya bahan makanan yang mengandung lemak jahat tinggi berasal dari bahan makanan hewani, seperti daging ayam potong, jeroan, kuning telur, dan lain-lain.
Oleh karena itu, pembatasan konsumsi lemak jahat dalam makanan khususnya makanan yang digoreng dan ayam potong menjadi salah satu pencegahan dini PJK pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sesibuk apapun mahasiswa hendaknya dapat mengatur waktu untuk sekedar makan secara tepat, bergizi seimbang, dan memerhatikan bahan makanan serta pengolahannya sehingga tidak menyesal dikemudian hari.
Sebenarnya, mahasiswa boleh saja mengonsumsi makanan yang digoreng dan ayam potong asalkan tidak terlalu sering. Meskipun demikian tetap ditekankan untuk tetap rajin menggali informasi mengenai kandungan makanan sehingga dapat memilah dan memilih makanan yang sehat untuk tubuhnya. Akan tetapi jika kondisi terpaksa, hendaknya memilih bahan makanan lain sebagai jajanan, yang rendah lemak namun mengenyangkan lebih lama. Makanan yang bisa dipilih adalah makanan yang mengandung serat dan gandum seperti jus buah, buah utuh, sayuran, gandum, dan lain sebagainya.
Penulis: Ufairoh Maliha Shofwah
Mahasiswa program studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Ilustrasi gambar dari flickr.com