UMS, Pabelan-Online.com – Beberapa hari yang lalu, Musala Gedung H Kampus II Fakultas Teknik (FT)mendapat imbauan atas nama Wakil Dekan (WD) II yang menyatakan bahwa musala FT diprioritaskan untuk wanita, sedangkan untuk laki-laki diimbau agar dapat salat berjemaah di masjid. Upaya ini dimaksudkan agar suasana Islam lebih kental dirasakan.
Selaku Dekan FT,Sri Sunarjono memaparkan bahwa langkah ini merupakan awal untuk memelopori gerakan salat berjemaah di masjid, terkhusus untuk salat dzuhur dan ashar. Alasannya karena di waktu itu masih terlaksana kegiatan perkuliahan.
Ia juga akan segera melayangkan surat edaran terkait gerakan tersebut. ”Jadi kalo ada yang rapat maupun yang perkuliahan di kelas bisa segera break dan bersama-sama berangkat ke masjid,” tegasnya pada Rabu, (25/4/2018).
Sri, sapaan akrabnya, mengatakan jika kebijakan tersebut bersumber pada referensi ulama. Ia menuturkan bahwa laki-laki diutamakan salat di masjid bahkan malah ada yang mewajibkannya.
Baca Juga : Indonesia Lawyers Club Adakan Road Show di UMS
Seperti yang tertulis dalam Hadits Riwayat (HR) Muslim, diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Ia menuturkan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam didatangi seorang laki-laki buta. Laki-laki itu berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidak memiliki penuntun jalan yang menuntunku ke masjid.” Laki-laki itu meminta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberinya keringanan untuk salat di rumah. Rasulullah pun memberinya keringanan. Namun, ketika laki-laki itu hendak berlalu, beliau memanggilnya dan berkata, “Apakah kamu mendengar azan?” Ia menjawab, “Ya.” Raulullah berkata, “Jawablah!”
Kemudian, dikutip dari Al Ausath Fii As Sunani Wal Ijma’ Wal Ikhtilaf 4/132, Ibnu Mundzir berpendapat bahwa menghadiri salat berjemaah bagi orang buta saja wajib sekalipun rumahnya jauh. Hal ini menunjukkan bahwa menghadiri jemaah adalah wajib hukumnya.
Ketika ditanya alasan lain yang melandasi imbauan ini, Sri hanya menjawab dengan tegas bahwa anjuran ini bukan dari keluhan perempuan karena musala sesak dengan laki-laki. ”Saya pribadi belum pernah mendengar hal itu, jadi saya pikir tidak ada masalah, kita berangkatnya ya dari landasan berpikir itu,” katanya.
Gerakan tersebut akan dilakukan secara masif dengan cara membentuk rombongan dari berbagai elemen mahasiswa FT. Sebelum me-launching gerakan salat berjemaah tersebut, Sri akan menyiapkan speaker di setiap gedung FT agar suara azan bisa terdengar.
“Jadi nanti beramai-ramai datang ke masjid, diharapkan itu bisa memancing orang lain untuk bersegera datang ke masjid, nanti sebelum azan akan kita sampaikan beberapa keutamaan-keutamaan salat berjemaah juga,” tambahnya.
Salah satu Mahasiswa Prodi Teknik Mesin, Budi Santoso mengatakan, ia setujuatas gerakan tersebut, apalagi sejak didirikannya Masjid Sudalmiyah.Namun, ia kurang setuju dengan dibentuknya rombongan, karena kesadaran salat berjemaah harus datang dari kesadaran diri sendiri bukan dengan mengaktifkan speaker di setiap gedung FT. ”Malah bagus sih biar semuanya dengar, tapi yo ojo banter-banter biar nggak ganggu,” begitu Budi menuturkanalasannya, Sabtu (29/4/2018)
Reporter : Indra Hartanto
Editor : Anisa Cintya Putri
Baca Juga : Rapma Fm, Kompetisi Makan, dan Sisi Lainnya