Jalanan yang ramai dan hiruk pikuk orang-orang saling melempar kata mewarnai suasana di depan kampus dua selama bulan ramadan. Bermacam-macam jajanan dijajakan untuk menarik pembeli sembari unjuk diri dengan tampilan semenarik mungkin. Meski ramai dengan lalu-lalang kendaraan bermotor, hal ini tak juga menyurutkan minat pembeli dalam menjelajahi stand-stand makanan ataupun minuman yang berdiri di sepanjang jalan.
Jika diperhatikan Anda akan melihat salah satu stand yang menjajakan cemilan jadul yang digandrungi kalangan muda hingga tua. Rasanya yang manis dan lembut disukai sebagai penyegar di siang hari atau sebagai menu pembuka dalam menuntaskan ibadah puasa sehari penuh. Modifikasi pada tampilan dan kemasan berhasil membuat eksistensinya tak lekang oleh waktu.
Adalah Kevin Ega Naya Fernandani yang dengan lapang hati mengobati rasa kangen dengan jajanan jadul tersebut. ia menjajakan Es Gabus di sore hari saat menjelang berbuka. Kevin memanfaatkan momen ramadan untuk mencari peruntngan dengan berjualan takjil di tepi jalan kampus dua. Jam terbang yang dimiliki Kevin tak perlu diragukan, karena ia tertarik untuk menjual Es Gabus sejak ramadan tahun lalu.
Statusnya sebagai mahasiswa tak juga menyurutkan semangat Kevin untuk belajar. Perempuan kelahiran Surabaya ini mengaku bahwa ramadan bukan alasan untuk bermalas-malasan.secara tidak langsung, Kevin dipaksa oleh keadaan untuk belajar dalam membagi kesibukkannya dalam menjalani kewajiban sebagai mahasiswa di Pendidikan Akuntansi dengan menjalankan usahanya.
Saat Tim Pabelan berhasil menemuinya, Kevin terlihat asyik melayani pembelinya. Rutinitas perkuliahan yang paddat tidak menjadikan ia berhenti berjualan. Kevin selalu berusaha menyesuaikan jadwalnya agar tidak bentrok. Ia menjadikan usahanya sebagai pengisi waktu luang, dari sini Kevin merasa senang bisa mendapatkan banyak pengalaman.
“Aku di sini bisa belajar dan mendapatkan banyak teman,” ujarnya, Selasa (22/5/2018).
Reporter : Nina Anggraeni
Editor : Afitasari M