UMS, Koran Pabelan – Tiga mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI) meneliti lagu Bojo Galak yang dipopulerkan oleh Via Vallen. Lagu tersebut marak didengarkan oleh kalangan anak-anak padahal sasaran lagu tersebut adalah kalangan dewasa. Selaku Ketua dalam penelitian ini, Putri Pandani mengungkapkan terdapat penyimpangan maksim kualitas di dalam lirik lagu tersebut.
Penelitian ini mengambil sampel dari anak-anak di Desa Tawangsari, Karanganyar dan sekitar Solo, serta persepsi mahasiswa UMS.“Lagu ini mengisahkan seorang laki-laki yang selalu bertahan apapun yang dilakukan istri, nah dalam dunia nyata itupun sangat jarang dijumpai,” tutur mahasiswi semester IV ini, Sabtu (21/7).
Ketika ditanya mengenai bahaya yang menimpa anak-anak, Putri melantunkan penggalan lirik lagu tersebut, yo wes ben nduwe bojo sing galak (ya sudahlah punya istri yang galak). Menurut Putri, belum sepantasnya anak-anak di bawah umur mengenal istilah bojo. “Dampaknya, anak-anak bisa menjadi dewasa sebelum waktunya,” jelasnya.
Meski begitu, Putri menyangkal jika pencipta lagu dapat dikatakan berbohong karena dalam pembuatannya menggunakan perspektif seni. Putri beserta kedua temannya, Tety dan Heri, juga telah mewawancari pencipta lagu tersebut, Pendhoza. “Sebenarnya tujuannya untuk menghibur orang-orang yang pernah merasakan hal serupa tetapi pencipta itu sendiri tidak menyangka kalau anak-anak pun juga menyukai lagu tersebut,” ungkap Tety, (21/7).
Tety mengungkapkan di Bantul terdapat fenomena anak Taman Kanak-kanak (TK) tidak bisa menyanyikan lagu Bintang Kecil karena dia lebih sering menyanyikan lagu Bojo Galak. Sampai suatu ketika, salah satu guru dari siswa TK tersebut mendatangi sang pencipta lagu.
Nama : Afitasari M
Editor : Aprilia Indra S.P