UMS, Pabelan-Online.com – Pasca gempa melanda Lombok sempat tersebar kabar bahwa tidak ada perhatian dari pihak kampus terhadap mahasiswa magang dan Kuliah Kerja Nyata Pendidikan (KKN Dik) Mataram. Koordinator KKN Dik Mataram, Rustam Affandi mengklarifikasi kabar tersebut, ia mengungkapkan bahwa mahasiswa tetap berkoordinasi dengan pihak pimpinan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMS dan FKIP Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT).
Pada tanggal 5 Agustus 2018, saat gempa 7,0 Skala Ritchter (SR) mengguncang Lombok, posisi Rustam dan kawan-kawan berada di dalam asrama Gedung Pemimpin Wilayah Muhammadiyah (PWM) Mataram. Saat itu pihak pimpinan UMMAT langsung bergegas menuju lokasi tersebut untuk mengevakuasi mereka.
Setelah itu, mahasiswa dipindahkan ke tempat yang lebih aman yakni rumah Wakil Dekan (WD) I FKIP UMMAT selama dua hari dua malam. “Keadaan kawan-kawan mahasiswa dari UMS baik-baik saja tidak ada goresan sekecil apapun,” tulisnya saat dihubungi melalui pesan Whatsapp, Kamis (9/8/2018).
Terkait dengan keadaan mahasiswa kampus lain yang dipulangkan, Rustam menjelaskan bahwa letak mereka yang dekat dengan pusat gempa menjadi pertimbangan kuat untuk menarik peserta. Sedangkan tempat peserta Pengenalan Lapangan Persekolah (PLP) 2 KKN-Dik Mataram jauh dari pusat gempa.
Selain dari UMS, mahasiswa Teknik Sipil UNS dengan letak yang sama juga tidak dipulangkan. “Jadi sekarang kegiatan magang di sekolah ditunda selama satu minggu diisi dengan kegiatan posko bencana,” ujar Rustam.
Semestinya kegiatan magang akan berakhir pada 21 Agustus nanti dan KKN akan selesai pada 27 Agustus. Kendati demikian, penundaan jadwal magang selama seminggu tidak akan memengaruhi kepulangan peserta PLP 2 KKN Dik Mataram.
Rustam justru merasa terpacu untuk mengatur waktu sehingga dapat menyelesaikan agenda dengan waktu sisa tersebut. “Tiket kepulangan sudah dipesan, jadi kita benar-benar berpikir bagaimana caranya selesai dan bisa pulang dengan hasil maksimal,” tuturnya.
Rustam merasa tindakan menyebarkan kabar yang tidak pasti tersebut secara tidak langsung sudah menjatuhkan nama UMS. Padahal di Mataram sana, ia dan ke 21 temannya yang lain sudah terfasilitasi dengan baik, bahkan Rustam mengakui beberapa ruangan dilengkapi dengan air conditioner (AC). “Untuk teman-teman di Solo, harapannya untuk tidak mudah percaya kabar burung tanpa dari sumber yang di tempat kejadian,” ungkapnya melalui pesan suara.
Reporter : Afitasari Mulyafi
Editor : Livia Purwati