UMS, Pabelan-online.com – Penolakan hasil Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilwa) eksekutif bulan Mei lalu oleh mayoritas gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM F), menyebabkan BEM Universitas (U) mengalami pemutihan. Hal ini menyebabkan kekuasan BEM U diserahkan ke rektorat untuk sementara waktu.
Selaku Gurbenur BEM F Geografi, Iqbal Agung Hidayat, menuturkan bahwa pemutihan (kekosongan-red) BEM U di mulai awal April dan telah beku sampai saat ini. “Meski keadaan seperti ini, namun kami dari teman-teman sesama gubernur khususnya tidak tinggal diam. Dalam artian jangan sampai nanti ada presiden yang cuma asal pilih, terangnya, Kamis, (4/10).
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pemutihan ini menyebabkan beberapa kegiatan eksternal terganggu. Salah satunya kegiatan Festival Olahraga dan Seni Mahasiswa (Forsa) yang tidak lagi terselenggara. Saya pribadi sih prihatin dengan kekosongan ini, tapi kami juga menolak (hasil pemilwa-red) tidak hanya asal menolak. kami juga mengajukan sistem yang baru,” ungkap Iqbal.
Selaras dengan hal di atas, selaku Gurbenur BEM F Farmasi, Windi Septianti mengungkapkan jika BEM U diadakan kembali, diperlukan pembenahan sistem agar dapat menjalankan tugas dengan lebih baik. “Dampak buruk dari pemutihan ini, salah satunya pada image BEM U yang dipandangan buruk oleh mahasiswa terutama oleh mahasiswa 2018,”tuturnya, Jumat, (5/10).
Selanjutnya ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap apatis mahasiswa saat Konverensi Mahasiswa (Konverma), yang memerlihatkan kepedulian mahasiswa akan lingkungannya perlu ditingkatkan. “Mungkin dari segi mahasiswa umum seharusnya lebih peka lagi terhadap keadaan BEM U,” jelas Windi.
Reporter : Mg_Shandika, Mg_Sukma, Mg_Riza
Editor : Kartika