UMS, pabelan-online.com – Peserta ujian TA yang semakin meningkat berimbas pada meningkatnya jumlah kebutuhan komputer yang akan digunakan untuk ujian. Laboratorium SKPA-TA mengaku telah ajukan penambahan komputer, namun hingga kini belum berbuah hasil.
Salah satu mahasiswa program studi (Prodi) Arsitektur yang hendak menghadapi tugas akhir (TA), Tri Wijayanti, mengeluhkan kurangnya jumlah komputer untuk ujian TA. Ia merasa jumlah komputer yang tidak memadai untuk ujian TA ini sangat memberatkan dirinya. Ia lalu bercerita, bahwa normalnya ujian TA dikerjakan dalam kurun waktu dua bulan.
Namun, mahasiswa Arsitektur sekarang ini terpaksa harus menerima kenyataan bahwa ujian hanya bisa dikerjakan dalam sebulan. Itu pun diberi waktu mulai dari pukul delapan pagi hingga tujuh malam. “Harusnya akreditas kampus yang sudah A diimbangi dengan fasilitas yang disediakan, kasihan teman-teman harus mengerjakan ujian dengan waktu yang sangat mepet,” ungkap Tri pada tim Pabelan Online, Kamis (04/04/2019).
Menanggapi itu, Dosen Koordinator Studio Konsep Perencanaan Arsitektur – Tugas Akhir (SKPA-TA), Rohim Azizah tak menampik bahwa memang dalam setahun terakhir prodi Arsitektur kekurangan jumlah komputer untuk ujian TA. Hal ini dipicu oleh kenaikan jumlah peserta TA yang tak sebanding dengan jumlah komputer yang disediakan pihak kampus.
Baca Juga: Mahasiswa Farmasi Keluhkan Pembimbing Akademik yang Tak Tetap
Peningkatan peserta ujian biasanya terjadi antara bulan Oktober-Januari dan bulan April-Juli. Azizah lalu membeberkan, bulan Oktober-Januari 2018 lalu peserta ujian ada 54 mahasiswa. Bahkan, pada bulan April-Juli mencapai 70 peserta ujian. “Sedangkan jumlah komputer yang tersedia hanya berkisar 43,” ujar Azizah, Jumat (05/04/2019).
SKPA-TA sendiri telah mengajukan permohonan untuk menambah jumlah komputer kepada pihak kampus, namun itu perlu melalui sejumlah proses. Besar harapan Azizah, agar pihak kampus mengabulkan permohonan itu pada mahasiswa Arsitektur yang akan menjalani ujian TA.
Namun kendalanya, ada waktu-waktu dimana peserta ujian TA hanya sedikit, sehingga banyak komputer yang menganggur dan lama kelamaan berujung rusak. Azizah berujar, ini menjadi faktor pertimbangan pihak kampus kala berkeinginan menambah jumlah komputer untuk ujian TA. “Intinya setiap tahun dari pihak laboratorium SKPA-TA sudah mengajukan permohonan untuk penambahan komputer,” tandasnya ketika ditemui tim Pabelan Online.
Reporter : Esi Riska dan Ocavaro De Adio Hardiyanto
Editor : Senly Aprillina