UMS, pabelan-online.com – Informasi terkait perekrutan asisten laboratorium (Aslab) yang dinilai kurang transparan dibantah Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM-F) Geografi.
Aisyah Oktaviani Yusuf, salah satu mahasiswa Geografi UMS, pernah menulis opini pada Majalah Globe yang menyebut informasi perekrutan untuk menjadi aslab cenderung tertutup dan tidak transparan. Saat ditemui, Aisyah mengklarifikasi tulisannya terinspirasi dari kakak tingkatnya yang menjabat sebagai aslab dan bercerita padanya tentang sistem perekrutan aslab.
Saat itu ia masih semester baru dan belum paham betul seluk-beluk sistem perekrutan aslab. “Jadi aku ngangkat itu dari kakak tingkatku, mungkin dia punya keresahan terkait ini,” katanya saat diwawancara, Jumat (06/09/2019).
Selain itu ia mengangkat isu ini karena kebetulan mendapat bagian menulis opini. “Isu ini udah ada waktu aku masuk sini, isunya lalu lalang,” ujarnya. Ia pun mengaku tidak menemukan pamflet cetak perekrutan aslab, tetapi informasinya bisa ditemui lewat share grup.
Menanggapinya, Gubernur BEM-F Geografi, Ratantra Rasjid Agitama Luis memastikan informasi perekrutan sudah menyeluruh, meski disebar hanya melalui link sosial media. “Disini saya rasa yang jadi permasalahan ada dua, apakah mahasiswa tersebut intens media sosial atau tidak, atau bisa jadi sistemnya yang kurang,” tukas Luis, Jumat (06/09/2019).
Luis mengungkapkan bentuk informasi perekrutan, baik melalui link ataupun pamflet, murni kebijakan dosen pengampu. “Tergantung dosen tersebut mau pakai pamflet atau sebar link,” ujarnya.
Bila ada mahasiswa yang menganggap perekrutan aslab hanya diketahui aktivis internal, ia beranggapan persepsi itu muncul karena saat ini posisi aslab banyak diduduki oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). “Tapi sebenarnya sudah dimasifkan informasinya, namun kemungkinan memang jarang yang minat untuk jadi aslab,” imbuhnya.
Reporter : Muhammad Ahlan Fauzan Jawahir
Penulis : Annisavira Pratiwi
Editor : Rifqah