UMS, pabelan-online.com – Teater Ngirit Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) mengadakan Seminar Nasional yang bertajuk “Peran Seni Budaya di Era Revolusi Industri 4.0”. Mereka menghadirkan dua orang hebat yang sudah lama berkecimpung dalam dunia seni.
Terkait pemilihan tema seminar Revolusi Industri 4.0, sebelumnya para panitia telah mengadakan diskusi. Diskusi tersebut membahas mengenai kehidupan seni di era sekarang. ”Apakah seni akan tenggelam terbawa arus, ataukah masih dengan eksistensinya bertahan dan beradaptasi dengan zaman,” ujar Ketua Teater Ngirit yang bernama lengkap Adi Nugroho ini, Jumat (13/09/2019).
Seminar yang diselenggarakan di Ruang Seminar Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini disambut antusias oleh peserta. Antusiasme peserta lantaran seorang sutradara dan aktor teater terkenal, Luna Kharisma dan Soesilo Toer, yang merupakan adik dari sastrawan terkenal, Pramoedya Ananta Toer, menjadi pembicara seminar.
Luna menyampaikan, jantung dari revolusi industri 4.0 adalah automasi, yang berarti revolusi industri 4.0 bergantung kepada penggantian peran manusia sebagai pekerja karena teknologi yang telah semakin canggih sekarang ini. Namun seni dan budaya, dua hal tersebut sudah menyinggung perihal teknologi sejak zaman dahulu.
Kata Luna, zaman sekarang ini mustahil jika orang-orang mampu membuat candi seindah dan semegah Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Ia mengatakan, orang zaman dahulu-lah yang sanggup membuat candi, sedangkan sekarang ini kita semua hanya bisa memugarnya (membaharui –red).
“Itu semua merupakan teknologi? Ya, itu teknologi, tapi pada zamannya,” ujar wanita kelahiran Surakarta 26 tahun silam tersebut, Jumat (13/09/2019).
Di lain sisi, Soesilo Toer, membuka pembicaraan dengan mengutip kata-kata mutiara dari Douwes Dekker, yakni “De plicht van eenmens is menstezijn, tugas manusia adalah menjadi manusia.” Dia menganggap, revolusi industri dapat menyengsarakan seni dan budaya saat ini.
“Orang punya mobil itu status, kalau gak punya mobil, sampah!” tuturnya pada audience, Jumat (13/09/2019).
Sofyan, yang merupakan salah satu peserta seminar mengungkapkan, bahwa seminar ini menarik, karena bahasa yang dibawakan oleh para pembicara mudah diterima. “Tema yang diangkat pun dapat menjadi bekal bagi kaum milenial yang suka dengan kebudayaan,” ungkapnya ketika ditemui oleh tim Pabelan Online, Jumat (20/09/2019)
Reporter : Ocavaro De Adio Hardiyanto, Esi Ariska
Editor : Rifqah