UMS, pabelan-online.com – Masih membekas di ingatan sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Surakarta terkait insiden kebakaran motor September lalu yang terjadi di parkiran Psikologi dan Teknik, salah satu upaya pemadaman dilakukan menggunakan APAR FEB sebab APAR Psikologi macet.
Motor milik salah satu mahasiswa Fakultas Teknik bermerek Honda CB yang diduga korsleting, menimbulkan percikan api lalu merambat ke seluruh bagian motor dengan cepat. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang ada di sekitar lokasi kejadian tak mampu membantu banyak lantaran sudah lama tak digunakan hingga kurang berfungsi dengan baik. Alhasil, para pemadam kebakaran yang juga saksi kejadian terpaksa jauh-jauh mengambil APAR di FEB untuk meredakan kebakaran.
Bersama berita ini, tim Pabelan Online melaporkan penelusuran terkait perawatan dan jumlah APAR yang ada di sekitar tempat kejadian perkara, serta alasan dibalik tak berfungsinya APAR di Parkiran Psikologi. Salah seorang petugas parkir Fakultas Psikologi, Ahmad (29) membenarkan bahwa pada saat kejadian, pihak petugas parkir meminjam APAR dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Tetapi hal tersebut bukan karena tidak berfungsinya APAR di Fakultas Psikologi, Ahmad segera membantah bahwa APAR masih berfungsi. “Kalau ditanya berfungsi ya masih berfungsi cuma macet, hanya keluar sedikit-sedikit, karena itu kami mengambil APAR dari FEB agar api dapat dengan segera teratasi,” ujar Ahmad.
Macetnya APAR diduga Ahmad akibat kurangnya perawatan yang dilakukan. Selama ini, menurut penuturan Ahmad, perawatan APAR yang ia ketahui hanya sebatas pembersihan debu yang menempel di sekitar APAR. APAR bahkan masih dalam keadaan tersegel, sehingga membuat Ahmad berpikir APAR masih dalam keadaan baru dan bagus.
Pasca insiden motor, pihak Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tidak memberikan teguran apapun pada pihak keamanan. Insiden ini dianggap bukan bagian dari kelalaian pihak penjaga parkir ataupun satpam, lantaran penyebab utama kejadian ini murni korsleting pada motor korban. Korban baru meminta pertolongan kepada pihak keamanan ketika api sudah terlalu besar untuk dipadamkan, oleh sebab itu proses pemadaman api semakin sulit dilakukan.
Mereka hanya diharapkan lebih waspada ke depannya supaya lebih sigap dalam menghadapi situasi genting. Ahmad menilai, pihak keamanan dan petugas parkir sudah cukup sigap mengatasi kebakaran yang terjadi, terbukti dengan tidak adanya korban lain. Menurutnya, penanganan pihak keamanan tidak terlambat, walaupun mengalami kendala pada penggunaan APAR Fakultas Psikologi.
Sementara itu, Suryadi, Komandan Keamanan menjelaskan kronologi rinci terkait kebakaran motor. Pada saat pengendara memasuki area parkir Fakultas Psikologi, tiba-tiba saja muncul api kecil pada karburasi motornya. Pengendara berusaha memadamkan api tersebut, tetapi justru semakin membesar.
Kondisi motor yang telah dimodifikasi menjadi salah satu pemicu terbakarnya motor tersebut. Pada saat kejadian, pihak keamanan cekatan memindahkan motor-motor lain agar kebakaran tidak menyebar dan mudah ditangani.
Baca Juga Big Data untuk Menanggulangi Bencana
Suryadi pun dengan segera mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP). Ia menjelaskan, setiap pos satpam telah disediakan satu APAR untuk mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan. Ketika ditanya perihal ketidakberfungsian APAR, ia berkata, “Alhamdulillah APAR bekerja dengan baik, kalau ada masalah pada APAR itu mungkin nitrogennya sudah bocor, jadi untuk menekan powernya itu macet.”
Perawatan APAR, katanya, dilakukan rutin setahun sekali untuk melihat tanggal expired agar terhindar dari APAR yang kadaluwarsa. APAR pun selalu direfill (isi ulang –red) dan dicek kembali apakah masih berfungsi dengan baik ataupun tidak. Untuk mengantisipasi hal serupa terjadi, pihak keamanan sendiri telah mengusulkan penambahan jumlah APAR. Ia harap ke depannya APAR yang tersedia di setiap pos terdapat dua hingga tiga unit sesuai dengan kebutuhan.
Pihak keamanan sendiri hanya dapat mengimbau pengguna parkir agar lebih hati-hati dan selalu memastikan kelayakan kendaraannya. Lebih lanjut, ia menekankan ini bukanlah bentuk kelalaian dari pihak universitas maupun pihak keamanan, karena kasus ini terjadi sepenuhnya kelalaian pengguna sendiri. Tak ada kerusakan lain selain motor pengendara yang hangus.
Eko Liana, Wakil Badan Administrasi Umum (BAU) mengklarifikasi pengecekan segala sarana prasarana yang ada di UMS pasti ada dan dilaksanakan secara berkala. Hal tersebut merupakan hal yang wajib dilakukan mengingat bahwa itu merupakan salah satu bentuk kinerja BAU, atau lebih tepatnya kinerja Sarana dan Prasarana (Sarpras). Salah satu pengecekan yang dilakukan adalah pengecekan tanggal expired suatu barang tertentu termasuk APAR.
Jumlah APAR di Pos Satpam biasanya disediakan masing-masing satu APAR, dan BAU berpikir hal itu sudah cukup karena satu APAR dirasa sudah mampu mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, salah satunya kejadian kebakaran di Fakultas Psikologi tempo hari lalu.
Mengenai kemungkinan penambahan unit APAR, Eko Liana menuturkan tak menutup kemungkinan jika pimpinan mau menambah jumlah APAR. Semua keputusan kembali pada pihak rektorat. “Dengan kejadian ini diimbau agar semua elemen ikut peduli dan lebih siaga lagi agar kejadian ini tidak terulang di masa yang akan datang,” tutupnya.
Kemungkinan Pemicu Macetnya APAR
Seperti keterangan yang disebutkan Suryadi dan Ahmad, perawatan APAR yang dilakukan sebatas pembersihan debu dan menjaga segel tetap utuh. Dikatakan juga setiap tahun sekali dicek tanggal kadaluwarsanya dan dilakukan pengisian ulang, serta pengecekan apakah APAR masih berfungsi atau tidak.
Menurut pengamatan reporter, di sekitar lokasi APAR bertipe powder tidak ditemukan adanya checklist perawatan bulanan atau tahunan, yang ada hanya Standar Operasional Prosedur (SOP). Adanya checklist dapat menjadi bukti telusur bahwa telah dilakukan pemeliharaan terhadap APAR, menurut klikfarmasi.net.
Salah satu langkah sederhana untuk perawatan APAR, khususnya tabung berisikan bubuk, yakni pengupayaan untuk membalik posisi tabung secara berkala agar tidak membeku dan kembalikan lagi tabung dalam posisi semula, mengutip dari agenpemadamapi.com.
Jika APAR benar-benar dirawat secara berkala sesuai yang dikatakan Eko Liana, tentu ihwal itu dapat menjaga APAR tetap berfungsi optimal. Lantas, tak ada bukti kuat APAR dirawat secara berkala. Adanya macet saat hendak digunakan menyimpulkan bahwa belum ada perawatan yang memadai bagi APAR.
Reporter : Aprilia Aryani Dewi Kurniawati, Mg_Ferdy, Mg_Rizky
Editor : Rifqah