Judul Film : Brother of The Year
Sutradara : Witthaya Thongyooyong
Produser : Jira Maligool, Vanridee Pongsittisak
Pemeran Utama : Urassaya Sperbund, Sunny Suwanmethanon, Nichkun
Tanggal rilis : 10 Mei 2018
Durasi : 125 menit
Genre : Romance
Negara : Thailand
Saudara adalah orang terdekat kita dalam kehidupan sehari-hari. Banyak anak tunggal yang tentunya ingin mempunyai saudara untuk menghabiskan hari-hari bersama di keluarga. Baik untuk menemani nonton film, bermain hobi kesukaannya, atau sekadar untuk berbagi cerita. Lalu bagaimana jadinya jika kita punya saudara tapi tidak pernah akur?
Hal inilah yang terjadi dalam film Brother of The Year, film buatan asal negeri gajah, Thailand. Dalam film ini diceritakan kehidupan dua saudara yang tidak pernah akur dari kecil hingga dewasa. Film yang berjudul romantis ini dibumbui dengan sedikit komedi di awal dan akan menjadi haru di akhir.
Jane (Urassaya Sperbund), nama sang adik, merupakan gadis cerdas yang selalu mendapat prestasi saat di sekolah. Sementara abangnya, Chut (Sunny Suwanmethanon) bisa dikatakan adalah seorang pecundang, bahkan dalam sekolah pun Chut harus tinggal kelas dan menjadi teman satu kelas dari sang adik, padahal jarak umur mereka lima tahun. Bahkan saking kesalnya, Jane memanggil abangnya tersebut dengan sebutan “Miss V”, sebutan yang sangat aneh tentunya.
Pertengkaran mereka terus berlanjut saat dewasa dan tinggal dalam satu rumah. Setelah menyelesaikan studinya dari Jepang, Jane sangat kaget karena melihat rumahnya berantakan dan tidak terurus oleh kakaknya, “Miss V”. Tidak hanya di rumah, pertengkaran mereka bahkan merembet ke dalam dunia pekerjaan, yang kebetulan juga Jane menjadi atasan dari Chut. Bahkan Jane sampai harus memecat sang kakak.
Sang sutradara, Witthaya Thongyooyong, sangat bagus dalam penggarapan film ini. Tidak terlalu banyak aktor yang disorot, sehingga kita bisa fokus ke ceritanya. Pada awal film kita akan dibawa tertawa terbahak-bahak karena banyak tingkah laku kocak dan konyol yang dilakukan oleh dua saudara ini. Namun di akhir film, sang sutradara berhasil membawa kita terbawa ke suasana yang sangat haru. Akting dari para aktor utama bisa dibilang sangat menjiwai dan chemistry di antara mereka sangat terasa.
Kendati demikian, masih ada beberapa scene yang dirasa penulis cukup berlebihan. Satu di antaranya tatkala sang kakak harus dibawa ke rumah sakit akibat terkena stik kayu saat bermain baseball. Pun saat sudah menikah antara Jane dan Moji yang mana diceritakan secara cepat sudah mempunyai dua orang anak. Namun secara garis besar, film ini bisa ditonton untuk kalian yang tidak pernah menonton film Thailand sebelumnya, seperti saya.
Kedewasaan dalam Menuntaskan Masalah
Brother of The Year menjadi pelajaran bagi kita untuk semakin dewasa dalam menyelesaikan masalah dan menurunkan ego kita. Seperti yang terlihat di film ini. Di sini, Chut sangat tinggi egonya. Dia tidak mau direndahkan oleh sang adik dalam segi apapun, padahal Jane tidak ada maksud merendahkan sang kakak.
Dalam film ini konflik semakin membesar dan memanas tatkala Jane mempunyai kekasih bernama Moji yang berasal dari Jepang. Chut yang mengetahui hubungan keduanya, ingin memisahkan mereka dengan berbagai cara. Apalagi saat Chut mengetahui bahwa sang adik akan tinggal bersama dengan Moji di Jepang satelah menikah. Sampai-sampai Chut meminta mahar untuk adiknya dengan nominal duit yang sangat besar agar mereka tidak jadi menikah.
Hubungan kedua saudara ini semakin memburuk. Komunikasi antara keduanya tidak berjalan lancar. Chut pun tidak datang saat adiknya melakukan pernikahan. Sampai akhirnya Chut mengetahui adiknya yang membantu dia dapat pekerjaan yang baru. Di situ Chut merasa sangat direndahkan oleh sang adik dan sampai berucap untuk tidak usah menjadi saudara lagi.
Selang beberapa tahun, akhirnya sang kakak mulai menurunkan egonya dan mau mengalah. Dia mendatangi rumah Jane yang di Jepang. Di sana, fungsinya sebagai kakak di film ini akhirnya bisa dirasakan. Apalagi saat Chut berkata pada keponakannya, “Kamu harus benar-benar menjaga adikmu,” itu momen yang paling mengharukan. Itulah kenapa dia disebut Brother of The Year.
Hal ini tentunya sering terjadi di kehidupan kita. Isu keluarga sangat kuat dalam penyajian film ini. Cerita yang sederhana, tetapi dapat menyayat hati setelah menonton film ini. Apalagi bagi kalian yang mempunyai saudara, baik kakak maupun adik. Menjaga komunikasi pastilah harus diutamakan. Seburuk-buruknya saudara kita, mereka tetaplah menjadi bagian dari hidup kita, tidak ada yang namanya mantan saudara dan sebagainya. Walaupun dalam kehidupan sehari-hari sering adu mulut, pasti di dalam hatinya tetap mempunyai kasih sayang yang sangat besar untuk saudaranya.
Penulis : Yusuf Apriyanto
Mahasiswa Aktif Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Editor : Afitasari Mulyafi