UMS, pabelan-online.com – Teka-teki mengenai permasalahan yang dialami oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) terkait pemilihan Gubernur BEM FIK menemui titik terang. Pasalnya pada Desember 2019 lalu, BEM FIK sukses menyelenggarakan pemilihan mahasiswa (pemilwa) sekaligus mengakhiri lima tahun aklamasi.
Terhitung sejak periode 2014, pemilihan Gubernur BEM FIK selalu terkendala masalah bakal calon yang akan memperebutkan jabatan. Permasalahan tersebut selalu konsisten dialami oleh BEM FIK karena dalam lima tahun terakhir, BEM FIK hanya menemukan satu pasangan calon untuk meneruskan tonggak estafet kepengurusan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur BEM FIK. Dengan demikian, aklamasi selalu menjadi jawaban atas permasalahan tersebut.
Imam Bagus Faisal, selaku Gubernur BEM FIK periode 2020-2021 membenarkan, jika lima tahun terakhir pemilihan selalu berdasarkan aklamasi karena hanya mendapatkan satu pasangan calon. Namun, pada periode tahun 2020 ini BEM FIK berhasil mengadakan pemilwa.
Imam mengatakan, bahwa yang menjadi penyebab aklamasi ialah kurangnya dukungan dari Organisasi Mahasiswa (Ormawa) terkait bakal calon yang akan didaftarkan. Selain itu, Imam juga menilai kesadaran perpolitikan kampus di FIK masih kurang. “Sebenernya kalau berdasarkan potensi untuk dijadikan calon itu ada, tapi temen-temen ormawa kadang tidak mau melanjutkan,” jelasnya, Jumat (28/2/2020).
Tak hanya sampai di situ, Imam mengatakan bahwa bukan hanya dari BEM saja yang boleh mendaftarkan, dari mahasiswa umum FIK juga diperbolehkan. Meskipun menurutnya, calon Gubernur BEM FIK harus mempunyai pengalaman. Ia menambahkan, bahwa dari BEM sendiri selalu terbuka untuk seluruh mahasiswa FIK jika ada yang ingin ditanyakan.
Baca Juga: BEM FK UMS Deklarasikan Pisah Dengan BEM UMS
Dengan adanya pemilwa ini, Imam berharap hal tersebut dapat memberikan dampak positif, khususnya untuk mahasiswa agar bisa berpartisipasi melalui hak pilih dan bisa ikut menyukseskan dengan datang ke pemilwa. “Mahasiswa yang memilih juga bisa mengetahui kualitas dari pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur BEM FIK,” ungkapnya.
Imam berhasil memenangkan pemilihan Gubernur BEM FIK periode 2020 dengan mengalahkan satu pesaingnya. Pemilihan umum tersebut berlangsung pada Desember 2019, begitu juga dengan penghitungan suaranya. “Sempat tanya ke Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPU-M), total suara yang ikut pilih sekitar 80%,” ujar Imam, Jumat (28/2/2020).
Asyifa Nurhidayah Annajja, mahasiswi Program Studi (Prodi) Keperawatan turut menanggapi isu tersebut. Senada dengan pernyataan Imam, menurutnya pemilihan gubernur lima tahun terakhir selalu aklamasi karena kurangnya minat dan kesadaran dari mahasiswa FIK.
Ia berpendapat, bahwa dengan diadakannya pemilihan yang melibatkan mahasiswa umum FIK dapat menjadi salah satu cara memperkenalkan ormawa FIK ke mahasiswa umum. “Saya pribadi senang ya, akhirnya tidak aklamasi lagi setelah lima tahun,” ujar mahasiswi semester enam tersebut, Sabtu (29/2/2020).
Lebih lanjut lagi, saat dihubungi oleh tim pabelan online, Asyifa berharap ke depannya agar pemilihan Gubernur BEM FIK bisa memberikan pengaruh positif terhadap keberlangsungan organisasi yang ada di FIK.
Reporter : Novali Panji Nugroho
Editor : Rio Novianto