UMS, pabelan-online.com – Pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) II Reguler tahun 2020 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) rencananya dilakukan secara daring. Lantaran situasi saat ini, yang mengharuskan untuk melakukan physical distancing akibat dari pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19).
Di tengah permasalahan yang belum juga usai akibat dari merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia membuat beberapa kegiatan terpaksa harus ditunda atau mengalami perubahan cara pelaksanaannya, yakni dilakukan secara daring. Salah satunya pada pelaksanaan Program PLP II Reguler UMS tahun 2020.
Pelaksanaan Program PLP II Reguler tahun 2020 awalnya dapat dilaksanakan secara normal, dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengembangkan perangkat pembelajaran dan dapat menjadi asistensi guru (praktik mengajar terbimbing) di sekolah. Namun, karena adanya pandemi ini, pihak laboratorium pembelajaran terpadu FKIP UMS mengumumkan, jika kegiatan PLP II Reguler tahun 2020 dilaksanakan secara daring.
Menurut pengumuman yang disampaikan, pendaftaran PLP II Reguler FKIP dan FAI dapat dilakukan secara online dan dapat diakses melalui link dengan batas waktu pendaftaran hingga 5 Mei 2020, tetapi pendaftaran terakhir yang tertulis di web tanggal 30 April 2020. Selain itu, Program PLP II Reguler tahun 2020 juga diperuntukkan bagi mahasiswa FKIP UMS angkatan 2016 dan angkatan sebelumnya yang sudah lulus mata kuliah Microteaching.
Baca Juga: Penyesuaian Adanya Pandemi, UMS Buat Ketentuan Khusus Skripsi
Program PLP II Reguler tahun 2020 yang dilaksanakan dalam bentuk daring tersebut sejalan dengan era kemerdekaan belajar dan era digital yang dimungkinkan pelaksanaannya secara daring, yakni mengembangkan perangkat pembelajaran terbimbing secara daring dan melaksanakan asistensi guru secara daring di lingkungan guru atau lingkungan sekolah masing-masing.
Fahriza Hilmi, salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP UMS semester enam turut menanggapi pengumuman tersebut. Ia berpendapat, bahwa hal itu dapat dijadikan pengalaman sekaligus tantangan baru dalam penerapan ilmu yang selama ini dipelajari. “Namun, pelaksanaan secara daring membuat pengalaman praktik secara langsung di sekolah belum bisa terpenuhi,” tuturnya pada tim Pabelan Online via Whatsapp, Minggu (19/4/2020).
Fahriza berharap agar program tersebut dapat menjadikan mahasiswa berpikir kritis, inovatif, kreatif, dan mandiri. Jadi, tidak menjadi halangan atau keluhan, walau mengurangi esensi dari Program PLP II yang seharusnya langsung terjun mengajar di sekolah.
Reporter : Panji Lumintang
Editor : Novali Panji Nugroho