UMS, pabelan-online.com – Sebagai bentuk kegiatan yang bermanfaat di bulan Ramadan, Ekonom Syiar Islam (Eksis) Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggelar kajian melalui grup WhatsApp, dengan tujuan memberikan pemahaman mengenai makna puasa di bulan suci Ramadan.
Bulan suci Ramadan tahun ini berbeda dari bulan Ramadan tahun-tahun sebelumnya karena segala aktivitas harus dilakukan di rumah, guna mencegah penyebaran Corona Virus Disease-19 (Covid-19) agar tidak semakin meluas.
Kondisi ini tentunya juga berdampak pada tradisi dan kebiasaan umat muslim di bulan suci Ramadan. Umat muslim yang biasanya menjalankan ibadah puasa dengan berbagai macam rangkaian kegiatan, seperti berbuka bersama, mengikuti kajian- kajian tatap muka, salat tarawih berjamaah di masjid, dan masih banyak lagi ini terpaksa ditiadakan karena adanya wabah Covid-19 saat ini yang melanda Indonesia, bahkan seluruh dunia.
Hal ini membuat Eksis FE UNNES mengadakan Kajian Selasa Sore (KASELA) via Whatsapp pada 5 Mei, dengan mengangkat tema pembahasan mengenai puasa. Kajian tersebut menghadirkan seorang pembicara yang merupakan penulis sekaligus personality improvement and public speaking trainer, yakni Makhmud Kuncahyo.
Dalam kajian online yang berlangsung, Makhmud menjelaskan bahwasanya dalam kondisi pandemi Covid-19 ini menjadi tantangan bagi semua orang, terutama untuk umat muslim. Ketika kondisi saat ini tidak dikelola dengan baik, maka bisa membuat puasa hanya menahan haus dan lapar, serta kegiatan hanya diisi dengan aktivitas yang kurang bermanfaat.
Mahmud menjelaskan mengenai makna puasa itu sendiri, dalam pemaknaannya yakni menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya. Ia menekankan, bahwa ibadah puasa tidak hanya menahan haus dan lapar.
Baca Juga: Tetap Produktif Beribadah Di Tengah Pandemi Covid-19
“Untuk menjadikan puasa lebih bersemangat kembali dengan mengingat bahwa bulan Ramadan itu bulan yang sangat istimewa dan bulan yang sangat dinantikan oleh Rasulullah dan para sahabat,” tuturnya dalam Kajian online yang mengusung tema “PUASA, Jangan Cuma Dapet Laper dan Haus”, Selasa (5/5/2020).
Ibarat kata, bulan Ramadan adalah hujan yang dinantikan selama 11 bulan. Ia mengatakan bahwa bulan Ramadan memiliki beberapa keistimewaan yakni bulan penuh berkah, di mana pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup. Selain menjadi bulan turunnya Al-Quran, keistimewaan lain bulan ini adalah akan dihapuskannya dosa-dosa terdahulu dan doa-doa akan dikabulkan.
Pembicara yang sekaligus seorang penulis tersebut menuturkan, bahwa terdapat tiga kalimat yang menarik dari seorang ustaz Cahyadi Takariawan dalam buku Panduan Ramadan. Kata kunci pertama adalah syarat diterimanya ibadah, yakni kelurusan niat dan benarnya pelaksanaan ibadah sesuai tuntunan syariatnya.
Kata kunci kedua, yakni Ramadan adalah momentum pembersihan jiwa bagi umat Islam. Sedangkan, kata kunci terakhir adalah tiada lagi Ramadan kita kecuali Ramadan sekarang ini, Ramadan kemarin takkan kembali lagi, sedangkan Ramadan tahun depan belum tentu kita miliki, maka optimalkan ibadah Ramadan tahun ini.
Salah satu peserta kajian online, Alifia Fitria Efendy mengungkapkan bahwa kajian tersebut bermanfaat karena materinya diberikan dalam bentuk file juga, dapat memudahkan jika terdapat peserta yang tertinggal dalam penyampaian materi.
Di sisi lain juga berpendapat, bahwasanya kajian yang berlangsung pada sore hari tersebut kurang efektif pada sesi tanya jawab. “Karena terlalu banyak anggota, yang tentunya sulit untuk kita kendalikan kehadirannya di dalam kajian online seperti ini di waktu yang sama,” tambahnya, saat diwawancarai oleh tim Pabelan Online via WhatsApp, Selasa (5/5/2020).
Reporter : Anisa Yuliana
Editor : Mulyani Adi Astutiatmaja